POPULASI DAN SAMPEL
Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi tidak hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekerdar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu.
Para
ahli berpendapat mengenai populasi itu sendiri, yang diantaranya Sugiyono (1997
: 57) memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Nazir (1983 : 372) mengatakan bahwa populasi adalah berkenaan
dengan data, bukan orang atau bendanya. Nawawi (1985 :141) menyebutkan bahwa
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung
ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
Diungkapkan
oleh Nawawi (Margono, 2004: 118). Ia menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.
Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :
1. Populasi
terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik; masa kerja
2 tahun, lulusan program Strata 1, dan lain-lain.
2. Populasi tak
terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat ditemukan
batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus
dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang.
Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat
dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang
akan menjadi guru. populasi seperti ini disebut juga parameter.
2.2 Jenis-Jenis
Populasi
Macam-macam
populasi dilihat dari penentuan sumber data :
a.
Populasi
terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya
secara kuantitatif. Misalnya, jumlah murid SLTA di Surabaya pada tahun 2004
sebanyak 150.000 siswa terdiri dari 78.000 murid putra dan 72.000 murid putri.
b.
Populasi tak
terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan
batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenya, luas populasi bersifat tak
terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Misalnya, jumlah
gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah gelandangan di
Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota. Tidak saja perhitungan terhadap
jumlah gelandangan yang ada sekarang, tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah
gelandangan di waktu yang akan datang.
Macam-macam
populasi dilihat dari kompleksitas objek populasi Margono
(2004: 119-120) :
a. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi,
memiliki sifat-sifat yang relative sama satu sama lainnya. Sifat populasi
seperti ini banyak dijumpai pada medan eksata, misalnya air. Ciri yang menonjol
dari populasi homogen, tidak ada perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang
berbeda. Maksudnya adalah gejala yang timbul pada satu kali percobaan atau tes
merupakan gejala yang timbul pada seratus kali atau lebih tes terhadap populasi
yang sama.
b. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relative
memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut membedakan individu
anggota populasi yang satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain bahwa individu
anggota populasi memiliki sifat yang bervariasi sehingga memerlukan penjelasan
terhadap sifat-sifat tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada
penelitian sosial, populasi heterogen menjadi tidak asing lagi dalam setiap
penelitian. Hal ini disebabkan semua penelitian sosial berobjekkan manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unik dan kompleks.
Selain
pembedaan-pembedaan diatas, populasi juga dapat dibedakan antara populasi
sampling dan populasi sasaran. Misalnya, apabila kita mengambil rumah tangga
sebagai sampel sedangkan yang diteliti hanyalah rumah tangga yang bekerja sebagai
petan, maka keseluruhan rumah tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi
sampling, sedangkan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut populasi.
Menurut
Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke dalam hal berikut ini:
1.
Populasi teoretis (teoritical population), yakni
sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian
agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka
ditetapkan terdiri dari guru; berumus 25 tahun sampai dengan 40 tahun, program
S1, jalur skripsi, dan lain-lain.
2.
Populasi yang tersedia (accessible population), yakni
sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas.
Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki
karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoretis.
2.3 Sampel
Sampel
adalah jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Sugiyono
(2001: 56), Ia menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif.
Sampel
yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili dari seluruh
populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa diambil dari
populasi yang mana saja, namun jika populasi bersifat heterogen, maka sampel
harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut
sehingga hasil penelitian dari sampel dapat terpenuhi terhadap setiap anggota
populasi.
Menurut
Arikunto (2006:133) kita boleh mengadakan penelitian sampel bila subyek didalam
populasi benar-benar homogen. Apabila subyek populasi tidak homogen, maka
kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi populasi. Sebagai contoh populasi
yang homogen adalah air teh dalam sebuah gelas.
Kita ambil sampelnya sedikit dengan ujung sendok dan kita cicip. Jika rasanya
manis, maka kesimpulan dapat digeneralisasikan untuk air teh keseluruhan dalam
gelas. Berarti kesimpulan bagi sampel berlaku untuk populasi.
Populasi
atau sampel dapat berupa makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan
dapat pula berupa benda mati atau benda tak hidup, seperti gejala alam, air,
tanah, udara, nilai dan sebagainya. Populasi mempunyai berbagai sifat, seperti
ada populasi yang homogen, bertingkat, berkelompok dan sebagainya. Oleh karena
itu timbul pula berbagai macam teknik pengambilan sampel.
Margono
(2004: 121) menyataka bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai
contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul
disebabkan hal berikut:
1. Peneliti
bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2. Penelitian
bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti
mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih
luas.
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan
dengan berbagai alasan. Nawawi (Margoino, 2004: 121) mengungkapkan beberapa
alasan tersebut, yaitu:
1. Ukuran
populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.
Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti
itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat
besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid
sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, misalnya.
a. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga
dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka
semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar
di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.
b. Masalah
waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan
waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal
itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan
segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat.
c. Percobaan
yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat
dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya,
tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
d.
Masalah ketelitian
Masalah
ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan,
dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian
terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan
ketelitian dalam suatu penelitian.
e.
Masalah ekonomis
Pertanyaan
yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah kegunaan dari hasil
penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel
pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
2.4 Teknik
Sampling
Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
a. Probability
Sampling
Teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :
1) Simple
random sampling
Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi di anggap homogen. Anggota sampel dipilih secara acak dengan cara:
pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian, menggunakan table
angka random (bilangan acak) berdasarkan nomor anggota. Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling: sifat populasi
adalah homogen, keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara
geografis, harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas. Kebaikan dari teknik ini adalah prosedur
penggunaannya sederhana sedangkan kelemahannya adalah persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi.
Misalnya :
Populasi adalah siswa SD Negeri XX
Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac
dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel
ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa
memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
Diambil
secara
random
2) Proportionate
stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proposional. Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus
Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel
adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi
dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing : 15
Produksi : 75
Penjualan : 35
Maka jumlah sample yang diambil
berdasarkan masing-masinng bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi
kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan
Marketing : 15 / 125 x
95 = 11,4
dibulatkan 11
Produksi : 75 / 125 x
95 = 57
Penjualan : 35 / 125 x
95 = 26.6
dibulatkan 27
Sehingga
dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada
populasi yang diteliti adalah keterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini
berbeda dalam hal bidang kerja sehingga besaran sampel pada masing-masing
strata atau kelompok diambil secara proporsional untuk memperoleh sampling.
3) Disproportionate
stratified random sampling
Teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetap kurang
proporsional. Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata
berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya
sangat tidak seimbang yaitu :
SMP : 100 orang
SMA : 700 orang
DIII : 180
orang
S1
: 10 orang
S2
: 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan
S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata
yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel
4) Cluster
sampling (area sampling)
Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila ada obyek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas. Teknik sampling ini digunakan melalui dua tahap yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Populasi dikelompokkan menjadi
sub-sub populasi secara bergrombol (cluster). Dari sub populasi selanjutnya
dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil. Anggota dari sub populasi
terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian
Contoh: Akan
dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh
bangunan diKodya Semarang. Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16
Kecamatan dipilih 2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I. Dari 2
Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari sampel II. Dari 2
Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian.
b. Nonprobability
sampling
Teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
1) Sampling
sistematis
Sampling sistematis
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
2) Sampling
kuota
Sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
digunakan. Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau
quota yang diinginkan. Contoh:
Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada peningkatan kualitas
proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu, Peneliti menentukan quota
untuk masing-masing sampel:
Jumlah mahasiswa = 50 orang
Jumlah dosen = 5 orang
Jumlah mata kuliah = 3 matakuliah
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa
dan15 dosen sebagai sampel penelitian untuk 3 mata kuliah yang
memanfaatkan internet dalam proses belajar mengajarnya
Kelebihan : Mudah dan
cepat digunakan
Kelemahan: Penentuan
sampel cenderung subyektif bagi peneliti
3) Sampling
insidental
Sampling insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data. Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada atau
dijumpai. Contoh: Akan diteliti
mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja diswalayan peneliti menentukan
sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang kebetulan berbelan jadi suatu
swalayan tertentu untuk dimintai pendapat atau motivasinya. Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan.
Kelemahan: Jumlah sampel mungkin
tidak representative karena tergantung hanya pada anggota sampel yang ada pada
saat itu.
4) Sampling
purposive
Sampling purpusive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
5) Sampling
jenuh
Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
6) Snowball
sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data
yang diberikan oleh orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak. Metode pengambilan sampel dengan secara berantai
(multi level). Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil.
Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu.
Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi. Kelebihan : Mudah digunakan. Kelemahan: Membutuhkan waktu yang
lama. Contoh: Akan diteliti
mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma,
sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10
mahasiswa. Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain untuk dimintai
pendapatnya. Dan seterusnya hingga diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa.
2.5 Menentukan
Ukuran Sampel
Jumlah
anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi
itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan
diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel
yang diambil secara sama dengan jumlah populasi
tersebut yaitu 10000 orang makin besar jumlah sampel mendekati populai,
maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil
jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
Jumlah
anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada
tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian atau
kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan
tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil
jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan,
maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber
data.
Untuk menentukan sampel dari
populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli.
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk
memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen
jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian
survey jumlah sampel minimum adalah 100. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran
(2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel :
- Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari
500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
- Jika sampel dipecah ke dalam subsampel
(pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30
untuk tiap kategori adalah tepat
- Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis
regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah
variabel dalam penelitian
- Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
Besaran atau
ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada
penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan
adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin
kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah
sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi.
2.6 Cara
Mengambil Ukuruan Anggota Sampel
Ada
dua tenik sampling yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama
kepadaanggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Cara demikiam
sering disebut random sampling atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan
sampel secara acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer maupun
undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasui
diberi nomor terlebih dahulu sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Kearena
teknik pengambilan sampling adalah random, maka setiap anggota populasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh
diatas peluang setiap anggota populasi 1/1000. Dengan cara demikian
pengambilannya bila nomor satu telah diambil maka perlu dikembalikan kembali,
kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama. Misalnya nomor pertama
tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1 : (1-1000) = 1/999.
Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila
yang diambil keluar lagi, dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi.
2.7
Rumus-Rumus Pengambilan
Sampel Penelitian
Banyak rumus
pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah sampel penelitian. Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus penarikan
sample penelitian digunakan untuk mempermudah teknis penelitian. Sebagai misal,
bila populasi penelitian terbilang sangat banyak atau mencapai jumlah ribuan
atau wilayah populasi terlalu luas, maka penggunaan rumus pengambilan sample
tertentu dimaksudkan untuk memperkecil jumlah pengambilan sampel atau
mempersempit wilayah populasi agar teknis penelitian menjadi lancar dan
efisien.Contoh-contoh praktis pengambilan sampel yang paling banyak digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Rumus Slovin
di mana :
n = ukuran sampel N = ukuran
populasi
e = persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau
diinginkan, misalnya 10%.
Untuk
menggunakan rumus ini tentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas
toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan presentase. Semakin besar toleransi
kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian
dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki akurat sampai 95%.
Contoh :
Sebuah
perusahaan memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil
sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5% :
Jawab :
n = N ( 1 + N e2 )
= 1.000 (1 + 1.000 x 0,05 x 0,05)
= 285,714 orang
dibulatkan menjadi 286 orang.
Dengan
demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
b. Rumus Issac
dan Michael
dimana :
s = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
λ2 = Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%,
5% dan 10%
d = 0,05
P = Q = 0,5
Tabel
penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan
jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti
dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan
tingkat kesalahan yang dikehendaki.
TABEL
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU
|
|||||||
DENGAN
TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
N
|
Siginifikasi
|
N
|
Siginifikasi
|
||||
1%
|
5%
|
10%
|
1%
|
5%
|
10%
|
||
10
|
10
|
10
|
10
|
280
|
197
|
155
|
138
|
15
|
15
|
14
|
14
|
290
|
202
|
158
|
140
|
20
|
19
|
19
|
19
|
300
|
207
|
161
|
143
|
25
|
24
|
23
|
23
|
320
|
216
|
167
|
147
|
30
|
29
|
28
|
28
|
340
|
225
|
172
|
151
|
35
|
33
|
32
|
32
|
360
|
234
|
177
|
155
|
40
|
38
|
36
|
36
|
380
|
242
|
182
|
158
|
45
|
42
|
40
|
39
|
400
|
250
|
186
|
162
|
50
|
47
|
44
|
42
|
420
|
257
|
191
|
165
|
55
|
51
|
48
|
46
|
440
|
265
|
195
|
168
|
60
|
55
|
51
|
49
|
460
|
272
|
198
|
171
|
65
|
59
|
55
|
53
|
480
|
279
|
202
|
173
|
70
|
63
|
58
|
56
|
500
|
285
|
205
|
176
|
75
|
67
|
62
|
59
|
550
|
301
|
213
|
182
|
80
|
71
|
65
|
62
|
600
|
315
|
221
|
187
|
85
|
75
|
68
|
65
|
650
|
329
|
227
|
191
|
90
|
79
|
72
|
68
|
700
|
341
|
233
|
195
|
95
|
83
|
75
|
71
|
750
|
352
|
238
|
199
|
100
|
87
|
78
|
73
|
800
|
363
|
243
|
202
|
110
|
94
|
84
|
78
|
850
|
373
|
247
|
205
|
120
|
102
|
89
|
83
|
900
|
382
|
251
|
208
|
130
|
109
|
95
|
88
|
950
|
391
|
255
|
211
|
140
|
116
|
100
|
92
|
1000
|
399
|
258
|
213
|
150
|
122
|
105
|
97
|
1100
|
414
|
265
|
217
|
160
|
129
|
110
|
101
|
1200
|
427
|
270
|
221
|
170
|
135
|
114
|
105
|
1300
|
440
|
275
|
224
|
180
|
142
|
119
|
108
|
1400
|
450
|
279
|
227
|
190
|
148
|
123
|
112
|
1500
|
460
|
283
|
229
|
200
|
154
|
127
|
115
|
1600
|
469
|
286
|
232
|
210
|
160
|
131
|
118
|
1700
|
477
|
289
|
234
|
220
|
165
|
135
|
122
|
1800
|
485
|
292
|
235
|
230
|
171
|
139
|
125
|
1900
|
492
|
294
|
237
|
240
|
176
|
142
|
127
|
2000
|
498
|
297
|
238
|
250
|
182
|
146
|
130
|
2200
|
510
|
301
|
241
|
260
|
187
|
149
|
133
|
2400
|
520
|
304
|
243
|
270
|
192
|
152
|
135
|
2600
|
529
|
307
|
245
|
c.
Dengan
rumus Yamane (Rakhmat, 1999:82)
N
n =
N.d² + 1
Keterangan:
n = Jumlah
Sampel
N = Jumlah
Populasi
d = Derajat
ketetapan
Contoh:
Dilakukan
penelitian di SMP Negeri 207 Jakarta Barat. Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini ialah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 207 Jakarta Barat
dengan jumlah sebanyak 150 orang. Maka jumlah sampel yang harus dipilih
berdasarkan rumus Yamame dengan derajad ketetapan 5%, yaitu sebagai berikut :
N
n =
N.d² +
1
150
n =
150.(0,05)² +
1
150
n =
1,375
n = 109,09 dibulatkan
109
Jadi
besarnya sampel yang dipilih sebanyak 109 orang.
terima kasih banyak . artikelnya sangat membantu dalam penulisan karya ilmiah saya yang berjudul Rumus Menentukan Sampel penelitian di tipepedia.com
BalasHapusUtk jumlah populasi yg tdk terbatas gimana cara penentuan ukuran/banyak samplenya? Apakah simple random sampling bisa digunakan utk pengambilan sample di populasi tdk terbatas?
BalasHapusBagaimana jika didalam suatu proses inspeksi barang yang datang, khususnya untuk dimensi produk.
BalasHapusUntuk Attribute kita bisa pakai TAbel AQL, tetapi untuk Dimensi(measurable) bagaimana mementukan sampling size nya.
Terima kasih
Assalamualaikum admin, saya sedang melakukan penelitian berjudul "FAKTOR RISIKO PERILAKU SEKSUAL MASYARAKAT DI SEKITAR LOKALISASI X"
BalasHapuspopulasi 60, sampel 55. sampling menggunakan teknik Accidental Sampling (sampel tanpa sengaja).
Populasinya adalah pelanggan PSK, hasil studi pendahuluan didapatkan populasi berjumlah 60 sampel dengan rumus Isaac dan William didapatkan sample 52,01 dibulatkan jadi 55.
karakteristik berdasarkan status pekerjaan seperti tani=11, buruh tani=17, buruh sawit=20,tukang ojek=3 dan pedagang4.
saya mau bertanya apakah ada yang salah dengan total populasi, rumus yang saya gunakan untuk mendapatkan sampel dan teknik samping yang saya gunakan,
mohon koreksian dan sarannya min
Selamat pagi pak, saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan” pada salah satu Hotel. Dalam penelitian ini saya mengambil data tahun 2015 untuk populasi nya. Tetapi saya melakukan penelitian dan quisioner tahun 2016, sedangkan yang datang ke hotel belum tentu dikatakan pelanggan. Jadi saya ini tahun apa ada Ahli yang mengatakan bahwa kita bisa mengambil data tahun sebelumnya, tapi melakukan penelitian tahun selanjutnya. Kalau ada menurut ahli siapa dan apa bunyi dari pendapat ahli tersebut. Trimakasih sebelumnya pak. Gbu🙂
BalasHapuskalau jumlah tidak diketahui dasar yang dipakai apa ya ? rumusnya bagaimana ? misal jumlah konsumen toserba A untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen. tolong balas ya terimakasih
BalasHapusBagaimana cara menentukan sampel dari jumlah populasi 116?
BalasHapusBagaimana yah cara menentukan sampel jika populasinya 120?
BalasHapus120:1+120(0.01)= 120:2.2= 54.54
HapusJadi sampel ny 54
Maaf itu teknik penghitungan apa ya namanya?
HapusBagaimana ya cara menentukan populasi kita 150, cara hitung nya gmna ?
BalasHapusI like 💞
BalasHapuskalau rumus yang 10% di pake dalam penentuan sampel ada ?
BalasHapusmakasih untuk artikelnya.
BalasHapusKalau menggunakan rumus slovin untuk penelitian sosial bisa kan persen kesalahannya 15%?
BalasHapusKalau sampelnya 259 dengan tingkat kesalahan 10% tekni yamane brpa?
BalasHapus259 populasinya
Hapusbagaimana apabila jumlah populasi kurang dari 30 ?
BalasHapusItu pakai nonprobabylity Sampling Jenuh , jd smua jumlah populasi di jadikan sampel
HapusJika populasi ada 30?
BalasHapusKalau populasinya lebih dari 10.000 org, baiknya pakai rumus apa? Mohon pencerahannya
BalasHapusBagaiman kalau populasi saya sebanyak 184 tapi saya mau menggunakan semua populasi sebagai sample. terus saya mau menggunakan nonprobabylity sampling jenuh apakah bisa?
BalasHapuskalau populasinya 34, menentukan sampelnya gimana.?
BalasHapuspopulasi saya sebanyak 34 saya saya mau menggunakan semua populasi sebagai sampel, dan saya menggunakan total sampel, apa kah bisa dan gimana cara menentukan sampelnya
BalasHapusbisa dijelaskan kah bagaimana syarat penggunaan besaran persen toleran kelonggaran?
BalasHapus10% itu untuk populasi yang minumum berjumlah berapa?
kalau tidak diketahuin jumlah populasinya bagaimana ya cara menetukan ukuran sampelnya?
BalasHapusMaaf,, bila perbandingan populasi a dpt 31 dan perbanding b dapat 65 jadi smpel yang a dapat nya 28,7 jadi tidak memenuhi persyaratn ngambil smpel 30,
BalasHapusBisa bantu dak jawab metode apa yang digunakan dlm penetitian?
Assalamualaikum.. ijin bertanya, sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
BalasHapusJika sampel nya lebih dr 1000 atau sama jumlahnya dengan populasinya apakah bisa menggunakan teknik sampling jenuh ini? Sedangkan dikatakan tadi teknik sampling jenuh relatif kecil min 30?
Mohon jawabannya. Terima kasih
Assalamualaikum.. ijin bertanya, sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
BalasHapusJika sampel nya lebih dr 1000 atau sama jumlahnya dengan populasinya apakah bisa menggunakan teknik sampling jenuh ini? Sedangkan dikatakan tadi teknik sampling jenuh relatif kecil min 30?
Mohon jawabannya. Terima kasih
Izin bertanya untuk yang bagian rumus yamane alasan menggunakan derajat ketetapan 5% apa ya?
BalasHapusIzin bertanya
BalasHapusJika populasi 1861 dan pengambilansampel 50
Bisa pakai rumus apa ya?