Desa Wanayasa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut. oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau disebut catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan jalan yang ditempuh sebelum mencapai limpasan (run off). Dalam aliran sungai terdapat beberapa bagian dari morfometri yaitu : luas sungai, panjang dan lebar sungai, kemiringan sungai, orde dan tingkat percabangan sungai, dan bentuk daerah aliran sungai, yang selanjutnya kami akan mengukur morfometri dari Curug Cijalu.

1.2  Tujuan Tujuan :
a.       Untuk mengetahui bentuk daerah aliran sungai (DAS) dan morfometrinya.
b.      Untuk  mengetaui cara mengukur morfometri daerah aliran sungai (DAS).

1.3  Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup dalam makalah ini adalah sgala hal yang membahas tentang daerah aliran sungai dan morfometri daerah aliran sungai, sekaligus mengkur dari morfometri Curug Cijalu.




BAB II
TEORI

2.1 Daerah Wanayasa
Wanayasa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Purwakarta, ProvinsiJawa Barat.Karena letaknya yang berada di ketinggian menjadikan daerah ini berhawa sejuk. Terletak di Desa Cipancar, Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Peta dan Koordinat GPS: -6° 42' 43.00", +107° 35' 49.00". Di Kecamatan Wanayasa terdapat Situ Wanayasa yang dijadikan obyek wisata dan tempat memancing.Wanayasa adalah sebuah daerah di kaki Gunung Burangrang, dan sekian juta tahun yang lalu berada di kaki Gunung Sunda.Ketika Gunung Sunda meletus, abu volkaniknya melahirkan tanah yang subur di daerah sekitarnya, termasuk Wanayasa. Selain itu juga, melahirkan cekungan-cekungan dalam radius 100 km, yang kemudian di bagian selatan Gunung Sunda dikenal dengan sebutan cekungan Danau Bandung Purba. Di bagian utara, diduga cekungan tersebut masih menyisakan jejaknya yang kini dikenal dengan nama Situ Wanayasa dan Situ Cibeber, yang disebut masyarakat setempat sebagai “pangparatan” Situ Wanayasa. Berjarak 37 Km dari kota Subang ke arah Selatan (1 jam perjalanan) atau sekitar 50 km dari Kota Bandung kearah utara (1,5 jam perjalanan).  Selain itu juga dapat dicapai melalui Purwakarta kurang lebih 25 km ke arah Wanayasa. 

2.2 Curug Cijalu
Curug Cijalu adalah sebuah obyek wisata yang secara administrasi pemerintahan terletak di Kabupaten Subang, Kecamatan Serang panjang, Desa Cipancar.Curug Cijalu terletak di desa Cipancar kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang. Untuk menuju ke curug Cijalu dari Jakarta bisa menempuh rute JakartaBekasiKarawangKota bukit indahSadangPurwakartaWanayasa – Cijalu. Nama air terjun setinggi 70 m ini berasal dari kata Cai dan Jalu. Konon nama Cijalu berasal dari kedatangan seorang pendekar di tempat tersebut yang dipercaya oleh masyarakat sekitar memiliki taji atau jalu (siih dalam bahasa Sunda).
Curug Cijalu memiliki ketinggian lebih dari 70 meter dengan tumpahan airnya mengalir deras membelah bukit di puncak Gunung Sunda, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut.  Curug Cijalu ditemani oleh air terjun lain yang dikenal dengan nama Curug Perempuan yang terletak sekitar 100 meter sebelum Curug Cijalu. Curug Cijalu ini berada dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang yang sesungguhnya lebih pantas disebut Cagar Alam Gunung Sunda yang memiliki luas 2 Ha dan termasuk di hutan produksi blok Cijengkol KPH Bandung Utara, BKPH Wanayasa, RPH Tangkuban Perahu.  Konfigurasi lapangan umumnya bergelombang dengan curah hujan 2.700mm/th dan suhu udara berkisar 18-26C. Selain Curug Cijalu di kawasan ini terdapat juga curug lain yang lebih tinggi (sekitar 90 m).  Curug tersebut bernama Curug Cilemper.  Jarak Curug Cijalu ke Curug Cilemper sekitar 300 m.  Selain lebih tinggi dan lebih deras debitnya Curug Cilemper ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi  dan lebatnya pepohonan dan tumbuhan paku-pakuan. Didasar curug ini terdapat kolam besar dengan air yang sangat dingin mengalir diantara bebatuan besar, dari kolam tadi mengalir sungai kecil beraliran cukup deras menuju bawah tanah.

2.3  Daerah Aliran Sungai
a.       Pengertian Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (menurut Undang-undang NO. 7 Tahun 2004 tentang SDA DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai uatama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS-Sub DAS. Sedangkan menurut (Mulyo, 2004) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut. Olehsebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau disebut catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan jalan yang ditempuh sebelum mencapai limpasan (run off).
b.      Morfometri Daerah Aliran Sungai
Morfomeri Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif.Keadaanyang dimaksud untuk analisa aliran sungai antara lain meliputi:
1.     Luas
Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagia air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur dengan alat planimeter. Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungan luasnya. adapun formula untuk perhitungan luas yaitu:
Luas = Jumlah kotak x (skala)2
2.     Panjang dan lebar
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara luas DAS dengan panjang sungai induk.
Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk
3.     Kemiringan atau Gradien Sungai
Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
g = Jarak Vertikal/Jarak Horisontal
Ket :
g                = Gradien Sungai
Vertikal      = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m)
Horisontal = Panjang sungai induk (m)


4.     Orde dan tingkat percabangan sungai
a.       Orde Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai.Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya.Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde.
b.      Tingkat percabangan sungai
Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan rumus:
Rb = Nu/Nu+1
Ket:
Rb        = Indeks tingkat percabangan sungai
Nu       = jumlah alur sungai untuk orde ke u
Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1
Adapun karakteristik dari tiap nilai Rbnya yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwNwA7EQ9hXqyVMAy6cOYo-yJ4wgIi_4dJz9SgXCxupU2_cPMSwYjXc7oCE_gzeo1tjEU0YvNYCXyRzGpVnKDgOER6YGzvnBh9dIsHaSEoiZyQHD2AE_wuo-woA1gr5wIEAf0Ng67G4SuF/s320/rb.bmp

5. Kerapatan sungai
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
Dd = L/A
Ket:
Dd          = indeks kerapatan sungai (km/km2)
L             = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya
A                        = Luas DAS (km2)
Adapun karakteristik dari nilai indeks kerapatan sungai (Dd) yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF6WNKNqQKgfIUVGZrRN8ajFdNd-ILnDmiRwdCORPGkWBoZiFkvfzAdPpXhaRSAsKE6FDmRWDkJapd2l3qFaK-eVb7nhP6cCv3tM6veSqP4T4CU4jwpfgdNTHI6g5CliaKqCTDI_0D3PeL/s320/Dd.bmp
6.      Bentuk Daerah Aliran Sungai
Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS.Bentuk DAS mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu berpengaruh terhadap kecepatan terpusat aliran.Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya.
Rc = 4пA/P2
Ket:
Rc              = Basin circularity
A               = Luas DAS (m2)
P                = Keliling (m)
П               = 3,14
Adapun karakteristik dari nilai Basin circularity yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNXET3Yrg6Dti5sPnZALgpbHPL2t8if01Y9-MBIDJLUpoAE3uwRHckQNKOO_8beHvua-PfRAQUD-cfC842k_t18NeYYJkvz9h9HjxuMrYwlpFAvB41YA1XInL-gpwpJ4mavbNHStQh_y67/s320/Rc.bmp

BAB III
HASIL PENGUKURAN

Dari hasil penelitian kelompok kami, DAS Curug Cijalu ini mempunyai Luas, Panjang Sungai, Kerapatan Sungai seperti berikut ini :
a.      Luas DAS = Jumlah Grid x Penyebut
 = 141 x 0,0625 Km (skala di konvensikan)
 = 8,8125 Km
            Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa DAS Curug Cijalu Kecamatan Wanayasa termasuk Klasifikasi DAS Kecil, karena Luasnya < 5000 Km.
Keterangan : Panjang Sungai Utama         = 29,4 cm
                     Penyebut Skala pada peta = 1 : 25.000
a.      Panjang Sungai DAS = Panjang Sungai Utama dalam peta (cm) x Penyebut Skala
= 29,4 cm x 25.000
= 735.000 cm

b.      Kerapatan Sungai (D)           = 
           
=

=

= 12,775 km2
Keterangan :
·        < 0.62 kmtermasuk das yang akan sering mengalami penggenangan
·        >3.10 km2termasuk das yang akan sering mengalami kekeringan

Dari hasil Kerapatan Sungai tersebut, dapat disimpulkan bahwa DAS yang akan sering mengalami pengeringan apabila musim kemarau.
c.       Kemiringan
 




A         26,5 Cm                       B
182                                          1848
T = B-A
                        =  x 100
=  x 100
= 25 %












BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan. Daerah aliran sungai adalah topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam.Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan diperoleh sebagai berikut :
a.       Luas DAS                                      : 8,8125 km
b.      Panjang Sungai DAS                      : 735.000 cm
c.       Kerapatan Aliran Sungai                 : 12,775 km2
d.      Kemiringan                                     : 25%








DAFTAR PUSTAKA

Sandy,I Made.Geografi Regional Indonesia.PT.Indograph Bakti.Jakarta:1996

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYUSUNAN INSTRUMEN NON TES

POPULASI DAN SAMPEL

INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI