Ideologi Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan seseorang dalam pengembangan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal untuk menjalin hubungannya dengan masyarakat luas. Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari ideology yang berkembang ditengah masyarkat. Ideology tersebut turut mempengaruhi pendidikan, sehingga pendidikan yang dilaksanakan ditengah masyarakat memiliki karakteristik tertentu yang identik dengan ideology tertentu.Ada beberapa ideology yang mempengaruhi pendidikan, diantaranya :
1.      Paradigma atau Ideologi Liberal
Dalam ideology ini menggunakan metode belajar dengan menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar murid secara aktif mengembangkan potensi dirinya dengan bebas dan berpandangan luas dan terbuka. Selain itu, lebih menekankan tujuan pendidikan dalam jangka panjang dengan melestarikan dan memperbaiki tatanan social yang ada, dengan cara mengajarkan kepada setiap anak, sebagaimana menangani masalah secara efektif. Pihak sekolah harus menyediakan informasi dan keterampilan yang efektif. Ketimpangan yang terjadi pada paradigm ini adalah mendefinisikan bahwa orang yang kaya adalah orang yang bekerja keras. Jika orang yang malas, keadaan hidupnya akan selamanya tidak berubah. Lembaga pendidikan menanamkan nilai-nilai kerja keras, lembaga pendidikan itu mencangkup keluarga dan sekolah. Tokoh yang beraliran paradigma ini adalah Benjamin S Bloom.
2.      Paradigma atau Ideologi Kritis
Paradigm ini berpandangan bahwa tugas pendidikan utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap kritis terhadap system dan struktur keadilan. Pendidikan kritis mengupayakan “memanusiakan” kembali manusia akibat dehumanisasi system liberal yang tidak adil (O’neill 2002). Tujuan dari proses “memanusiakan”  manusia itu adalah menjadikan dunia yang lebih adil, sebagai prasyarat lingkungan social yang memanusiakan. Proses kemanusiaan dalam system pendidikan harus menjadi kesadaran kolektif sehingga pendidikan dan kemanusiaan akan berjalan selaras. Paradigma ini berpandangan bahwa banyak yang bekerja keras namun tetap miskin, persoalannya bukan dari sisi kerja keras namun kurangnya peluang untuk menjadi kaya dan posisi pribadi tersebut dalam masyarkat. Selain itu tidak ada ruang untuk mengakses menjadi manusia yang kaya, politik didalam suata Negara juga berperan dalam dalam proses menjadi kaya. Dari segi lembaga pendidikan, lembaga pendidikan tidak hanya mengajarkan untuk bekerja keras, tetapi modal dan peluang harus membuka akses untuk kearah maju.
3.      Paradigma atau Ideologi Konservatif

Menurut paradigma ini, ketidaksederajatan manusia merupakan suatu hukum keharusan alami, sesuatu hal yang mustahil bisa dihindari serta merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir Tuhan. Jadi menurut mereka, jika dalam kehidupan bermasyarakat terdapat lapisan-lapisan tertentu atau strata-strata tertentu merupakan takdir Tuhan yang tidak bisa dipungkiri. Pendidikan dipandang sebagai cara untuk mempertahankan kehidupan masyarakat yang sudah ada. Sekolah berfungsi untuk mendorong pemahaman serta penghargaan terhadap lembaga, tradisi dan proses budaya yang telah teruji oleh waktu, selain itu untuk meneruskan keterampilan sebagai bekal untuk anak memperolah keberhasilan dalam bermasyarakat. Lembaga pendidikan berfungsi untuk menyebarkan wawasan konserfatif, manusia hanya berusaha tapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan. Dalam paradigman ini, berpandangan untuk tidak benar-benar berusaha karena pada akhirnya takdir yang menentukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYUSUNAN INSTRUMEN NON TES

POPULASI DAN SAMPEL

INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI