paragraf dan pengembangannya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan, baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi, atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas kerja, pelaporan, atau skripsi pasti menggunakan alinea dalam tulisannya. Apabila ditanyakan definisi dari alinea maka akan bervariasi jawabannya. Alinea merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari,  karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas.
Kegunaan paragraf itu sendiri adalah untuk mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu  pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan, menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti juga ganti pikiran, selain itu juga berguna untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
Bila kita membuat alinea, kita menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Di samping ide pokok ini, terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok pertama. Kedua ide pokok ini merupakan bagian kelompok  ide yang lebih besar. Oleh sebab itu, ide pokok yang kedua ini diungkapkan dalam alinea berikutnya yang disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa penjelasan terhadap ide pokok kedua tadi. Demikianlah seterusnya sehingga kita dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas beberapa alinea yang mengandung kelompok-kelompok ide yang saling berkaitan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan paragraf?
2.      Bagaimanakah unsur-unsur paragraf?
3.      Bagaimanakah struktur paragraf?
4.      Apakah yang dimaksud fungsi paragraf?
5.      Bagaimanakah syarat paragraf?
6.      Apakah yang dimaksud dengan kalimat utama?
7.      Apakah yang dimaksud jenis-jenis paragraf?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian paragraf
2.      Untuk megetahui unsur-unsur paragraf
3.      Untuk mengetahui struktur paragraf
4.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi paragraf
5.      Untuk mengetahui syarat paragraf
6.      Untuk mengetahui kalimat utama
7.      Untuk mengetahui jenis paragraf

1.4  Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini terdiri atas tiga bagian, bagian pendahuluan, bagian isi, dan kesimpulan.
Pendahuluan, menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi: latar belakang, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah.
Isi, memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi dengan data pendukung serta argumen-argumen yang berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan.
Kesimpulan, Bagian ini berisi kesimpulan, yakni makna yang diberikan penulis terhadap hasil uraian pada bagian isi, yang mengacu pada permasalahan yang diajukan pada bagian pendahuluan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis  yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah kalangan. Bisaanya paragraf  itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf itu membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Jadi, dengan kata lain bahwa paragraf  adalah satuan terkecil dari karangan yang bisaanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok.
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009: 82) paragraf dapat terdiri atas satu kalimat yang berisi gagasan utama dan sejumlah kalimat yang berisi gagasan penjelas yang menjadi pendukung. Paragraf itulah yang kemudian dapat disusun menjadi teks atau wacana. Dengan demikian unsur terkecil sebuah teks atau wacana adalah paragraf, bukan kalimat.
Menurut Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144) paragraf  merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan sebagai paragraf  jika sekumpulan kalimat tersebut terdiri dari satu  kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Tentu saja antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut haruslah berhubungan (koheran atau padu). Di samping itu, penjelasan tentang topik itu tidak boleh ada yang terlewatkan.
Menurut kelompok kami, paragraf adalah bagian dalam suatu karangan yang  terdiri dari beberapa kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Sebuah paragraf mungkin terdiri dari atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun kalimat-kalimat itu yang membahasa soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

2.2 Unsur-Unsur Paragraf
Menurut Verhaar (Risnawati, 2007: 22-26),           alat bantu untuk menciptakan susunan yang logis, sistematis itu ialah elemen- elemen paragraf seperti transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Keempat unsur paragraf tersebut kadang-kadang muncul bersamaan, tetapi kadang-kadang hanya sebagian yang tampil dalam suatu paragraf. 
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Agar pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis  itu ialah unsur-unsur paragraf seperti :
1.      Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa.
2.      Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3.      Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
4.      Kalimat pengembang  yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5.      Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
6.      Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan.

2.3  Struktur Paragraf
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf  itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukug, saling menunjang, kait berkait satu dengan yang lainnya.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik. Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu hanya mempunyai satu kalimat utama. Ciri kalimat topik yaitu : mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut, mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri, mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain, dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.
Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Ciri kalimat pendukung yaitu : sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea, pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi, isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

2.4  Fungsi Paragraf
Fungsi paragraf adalah sebagai berikut :
a.       Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan.
b.      Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragaraf, ganti paragrafi berarti ganti pikiran.
c.       Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
d.      Memudahkan pengembangkan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
e.       Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing berisi pikiran-pikiran utama dan diikuti oleh sub-sub pikiran penjelas, sebuah paragrafi belum tentu cukup untuk mewujudkan keseluruhan karangan. Meskipun begitu, sebuah paragraf merupakan satu sajian informasi yang utuh.
Adakalanya, sebuah karangan terdiri hanya satu paragraf karena karangan itu hanya berisi satu pikiran. Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran, sebuah paragraf yang teriri dari satu pikiran utama dan beberapa pikiran pengembang (penjelas) dapat kita polakan sebagai berikut : pikiran utama, beberapa kalimat pengembang, pikiran penjelas atau pikiran pendukung.
2.5    Syarat Paragraf
Seperti halnya dengan kalimat, sebuah paragraf juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat dari paragraf yang efektif adalah kesatuan. Yang di maksud dengan kesatuan dalam paragraf yaitu semua kalimat yang membina paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Selain itu kesatuan ialah paragraf tersebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kesatuan ini tidak boleh diartikan bahwa ia hanya memuat satu hal saja. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakan untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau tema tunggal. Maksud tunggal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paragraf itu. Dari uraian ini dapat di simpulkan paragraf yang efektif memenuhi tiga syarat, yaitu:
a.         Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah. Ciri-ciri kalimat utama mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diuraikan, berdiri sendiri, diawal (deduktif) dan diakhir (induktif).
b.      Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat. Penggunaan kata penghubung dibagi menjadi dua yaitu :
1)      Interkalimat: karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka dll
2)      Antarkalimat: Oleh karen itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan
3)      Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama
Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.
c.       Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika        berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kaliamat topik atau kalimat utama. Ciri-ciri dari kelengkapan adalah : tidak dapat berdiri sendiri, memerlukan bantukan kata hubung, pengembangannya berupa contoh, analogi, definisi pertentangan

2.6  Kalimat Utama
Kalimat utama atau kalimat pokok merupakan sarana dari gagasan yang dikembangkan dalam paragraf itu. Perkembangan paragraf itu bisa mendahului penampilan sebuah gagasan utama, tergantung dari metode pengembangan paragraf itu. Misalnya bila seorang penulis ingin memberi evidensi tertentu menuju pada kesimpulan, maka konklusi pada akhir paragraf itulah yang merupakan kalimat utamanya. Atau ia dapat menghidangkan konklusinya pada awal paragraf, kemudian menemukan evidensi-evidensi untuk memperkuat konklusi tadi. Oleh sebab itu, persoalan penempatan kalimat topik merupakan suatu faktor yang benar-benar harus diperhatikan untuk menyusun sebuah paragraf yang baik. Jadi, dalam tulisan yang baik, terdapat macam cara untuk menempatkan sebuah kalimat topik atua kalimat utama yaitu di awal, di tengah, di akhir, dan diawal dan akhir paragraf.
Kalimat utama atau kalimat topik , biasanya         ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlah kalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung dalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas. Ciri kalimat utama atau topik adalah:
a.       Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut
b.      Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
c.       Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Berdasarkan posisi atau letak kalimat utama atau kalimat topik; jenis atau tipe paragraf dibedakan atas: (Asul Wiyanto, 2004 : 13)
a.       Paragraf deduktif atau uraian
Yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).  
Contoh paragraf deduktif : ”Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit.”
Contoh lain dari paragraf deduktif : ”Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.

b.      Paragraf induktif atau simpulan
Yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Paragraf ini menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contoh paragraf induktif : ” Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot,  juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.
Contoh dari paragraf induktif lainnya : ”Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya.”

c.       Paragraf deduktif-induktif  atau  ulang atau campuran
Yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif-induktif : ”Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.”

d.      Paragraf terbagi atau tersebar
Yaitu paragraf  yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya tersebar pada keseluruhan paragraf. Contoh paragraf terbagi atau tersebar : Tiba-tiba langit kota Bandung berubah menjadi gelap gulita. Petir menyambar-nyambar. Angin menderu amat kencang. Listrik mati mendadak. Hujan datang mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak. Mobil-motor saling bertubrukan. Para sopir saling memaki di antara mereka. Pak polisi kebingungan menertibkan keadaan.

e.         Paragraf Ineratif
Yaitu paragraf yang kalimat utama atau topik  atau generalisasi terletak di tengah paragraf. Contoh paragraf ineratif adalah : Thamrin macet total. Kemaacetan ini disebabkan jembatan yang menghubungkan kedua jalan tersebut roboh. Hujan deras yang turun lima hari itulah penyebabnya. Nampaknya jembatan itu terlalu tua untuk menahan aliran deras dari arus air. Contoh lain dari paragraf ineratif yang lain adalah : kemarin tetangga saya bercerita bahwa pada suatu hari ketika menyapu lantai dikamar tamu, dia menemukan sebutir pil. Setelah ditanyakan kepada orang yang mengetahui pil terlarang, ternyata pil itu pil koplo. Dia tahu betul bahwa malam sebelumnya beberapa kawan sekolah bermain dirumahnya sampai larut malam. Saya menyarankan agar orang tua mewaspadai narkoba. Kejadian itu baru merupakan contoh kecil. Anak tetangga saya mengeluh pusing-pusing. Ternyata dibeberapa hal oleh orang tuanya, anak itu dipaksa kawannya untuk memaksa menelan pil koplo itu.

2.7  Jenis Paragraf
Jika di lihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan di jelaskan pengertian beserta contohnya :
a.       Eksposisi
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis akan menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang di sampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut. Peninjaunnya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis koronologis dan keruangan.
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan sesuatu atau memerikan sesuatu. Penjelasan atau pemerian seringkali bertolak dari satu definisi. Yang termasuk jenis karangan ini biasanya adalah makalah, laporan, skripsi, disertasi dan buku-buku pelajaran. Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1)      Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
2)      Gaya penulisannya bersifat imformatif.
3)      Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
4)      Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh paragraf ekpsosisi adalah : Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
b.    Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang di ceritakan tersebut. Biasanya ciri yang dominan dari cerita adalah tokoh, latar, dan tema cerita. Yang termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen dan kisah. Yang termasuk narasi non fiksi misalnya sejarah, riwayat hidup, dan biogeografi.
Contoh paragraf narasi adalah : Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan syairul. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar jemput ke sekolah. Itu semua gara-gara slamet yang telah memperkenalkan aku dengan siti (Sikumbang, 1981: 1-2 dan Parera, 1983: 3-24)

c.       Persuasi
Persuasi artinya bujukan. Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca supaya mengikuti kehendaknya. Termasuk jenis tulisan ini ialah iklan. Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
1)      Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2)      Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3)      Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
4)      Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5)      Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragrafi persuasi adalah : masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
d.      Argumentasi
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Paragraf argumentasi paragraf yang berusaha meyakinkan bahwa hal yang dikemukakan adalah benar. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiah (makalah, skripsi, dan disertasi). Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
1)      Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
2)      Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dan lain lain
3)      Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
4)      Penutup berisi kesimpulan.
Contoh dari paragraf argumentas adalah : Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang bagannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengang pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga tetap nyaman dinaiki?
e.      Deskripsi
Deskripsi artinya lukisan. Karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristitwa, atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan panca indera apa yang di rasakannya. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Jadi paragraf ini berisi tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berututan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskirptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindera. Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
1)      Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
2)      Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
3)      Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
4)      Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Contoh sebuah paragraf deskriptif : Pasar Tanah Abang adalah sebuah paasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh bedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.
Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya :
a.         Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada sgala pembicaraan yang akan menyusul kemungkinan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapar menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk :
1)      Menghantar pokok pembicaraan
2)      Menarik minat pembaca
3)      Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1)   Kutipan, peribahasa, anekdot
2)   Pentingnya pokok pembicaraan
3)   Pendapat atau pernyataan seseorang
4)   Uraian tentang pengalaman pribadi
5)   Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6)   Sebuah pertanyaan.

b.        Paragraf pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau ana bab itu. Paragraf ini megembangkan pokok pembicaraan yang di rancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikembangkan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperhatikan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentasi yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1)      Mengemukakan inti persoalan
2)      Memberikan ilustrasi
3)      Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4)      Meringkas paragraf sebelumnya
5)      Mempersiapkan dasar bagi simpulan
c.       Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1)      Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2)      Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3)      Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya
















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah Paragraf  adalah bagian dalam suatu karangan yang  terdiri dari beberapa kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Sebuah paragraf mungkin terdiri dari atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Unsur-unsur paragraf seperti : ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa, kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak, ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa, kalimat pengembang  yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
Fungsi paragraf adalah sebagai berikut : mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan, menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragaraf, ganti paragrafi berarti ganti pikiran, memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya, memudahkan pengembangkan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf  itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukug, saling menunjang, kait berkait satu dengan yang lainnya. Syarat dari paragraf yang efektif adalah kesatuan. Yang di maksud dengan kesatuan dalam paragraf yaitu semua kalimat yang membina paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.
Berdasarkan posisi atau letak kalimat utama atau kalimat topik; jenis atau tipe paragraf dibedakan atas: paragraf deduktif atau uraian, paragraf induktif atau simpulan, paragraf deduktif-induktif  atau  ulang atau campuran, paragraf terbagi atau tersebar, paragraf Ineratif. Jika di lihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi.





















Daftar Pustaka
Alek,Achmad (2010). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arifin,Zaenal (2010). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Gani Ramlan A, Fitriyah Mahmudah (2011). Disipilin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK PRESS.
Ibrahim,Nini (2011). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: UHAMKA PRESS.
http://perismatikilmu.blogspot.com



Komentar

  1. mbak masuk di grub fb blogblogindo donk www.facebook.com/groups/1479359005700331/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYUSUNAN INSTRUMEN NON TES

POPULASI DAN SAMPEL

INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI