BATUAN
Jenis-jenis Batuan
Batuan Beku
Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah
batuan cair pijar atau magma dari dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat
proses membekunya batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :
1. Batuan
dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
2. Batuan
korok, membeku di daerah korok
3. Batuan
leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya
yaitu :
1. Batuan asam,
mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida,
mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan.
2. Batuan basa,
kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya
gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
1.
Granit
Proses terbentuk : Batuan ini
terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam
dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa
jenis
: sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna
: putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Batuan ini banyak di temukan di
daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebagai
: Batu bahan bangunan, Monumen, Jembatan, sebagai dekorasi, Bahan tegel dan
lain-lain.
2.
Gabro
Proses Terbentu :
terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa
Jenis
:2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik
lain : Batuan gabro berwarna
gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal
bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau
lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah
terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini
memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung
secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut
terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya
besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan
tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini
menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada
batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa
tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit
Proses
terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi
yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang
meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis
batuan beku luar.
Massa
Jenis : 2,8 –
3 gram/cm3
Warna
: agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit
sering digunakan sebagai : Nisan kuburan, Cobek, Lumping jamu,
Cungkup (kap lampu taman), Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi, Sarkofagus,
Punden berundak, Meja batu.
Pusat
kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan
Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang
merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon
umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan
Andesit Polos.
4. Diorit
Proses
terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan
membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu
benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa
batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada
permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite.
Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa
jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna
: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan
: batu diorit ini dapat dijadikan
sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu
belah untuk pondasi bangunan atau jalan raya.
5. Basalt
Proses
Terbentu : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan
atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia.
Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral
tidak terlihat.
Massa
jenis
: 2,7 – 3 gram/cm3
Warna
: Gelap
Karakteristik
lain : Batuan
Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan
mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang
berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu
dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama,
basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt
tholeitik.
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan
bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
6. Obsidian
Proses
Terbentuk :Obsidian
merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan
terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang
disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar,
mineral hitam dan kuarsa.
Massa
Jenis
: 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus,
merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau
merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau
mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide
bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik
lain : Batu obsidian
mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu
mulia tanggung.
Manfaat
: Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin, Dijadikan kerajinan.
Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh
jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.
7. Pumice (batu
apung)
Proses
Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku ketika
didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titikberongga-rongga
tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa
Jenis
: dibawah 1 gram/cm3
Warna
: Putih, dan coklat muda
Karakteristik
lain
: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas.
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi
(filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing,
abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
8. Diorit
Batuan ini
bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah
yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas,
kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia
biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi
diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan
plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35%
mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya
kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah
diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
9. Liparit
Lapirit
merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya
feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
10. Dasit
Dasit
merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral
plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20%
kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral
silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika
panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa
dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual
menjadi glass.
11. Skoria
Skoria
merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya
keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih
besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai
abu-abu gelap dan hitam.
12. Tufa Gelas
Tufa Gelas
merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang
banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan,
abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
BATUAN
SEDIMEN
Batuan endapan atau batuan sedimen
adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku
dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan
batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan
pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur,
batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi
75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan)
adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80%
permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang
ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction),
terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan
ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya :
1. Batuan
sedimen klastik
2. Batuan
sedimen kimiawi
3. Batuan
sedimen organik
dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran
berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang
terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di
suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil
atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri
atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat
menentang laju arus.
Warna
: Coklat dan putih
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu
kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.
Breksi
Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang
cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan
dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan
matriks partikel Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut :
1. Batuan
sedimen aerik
2. Batuan
sedimen aquatik
3. Batuan
sedimen marin
4. Batuan
sedimen glastik
Berdasarkan tempat endapannya :
1.
Batuan sedimen limnik
2.
Batuan sedimen fluvial
3.
Batuan sedimen marine
4.
batuan sedimen teistrik
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar
butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine
Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari
batu apung :
1. Konglomerat
Proses
Terbentuk :Konglomerat
merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar
dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan
diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan
energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya
terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
:
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks)
atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source
rocks).
2. Batu Pasir
Proses
Terbentuk :Batupasir
adalah suatu batuan sedimen klastik yang yang lebih kecil atau semen mineral
yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki
ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna
: merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga, meja
kecil, atau asbak.
Stalakmit dan Stalagmit
Proses
Terbentuknya : Stalaktit dan Stalakmit
adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan
masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari
atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini
lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi
batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang
terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah
batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna
: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat : sebagai keindahan alam
(biasanya di gua-gua), dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat
: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar air terjun.
Batu Lempung
Proses
Terjadinya : Type
utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung
letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena
proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan
induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batu lempung.
Warna
: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat
: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Tempat
: Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.
Batu gamping (batu kapur)
Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling
banyak terdapat, demngan kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin.
Warna putih keabu-abuan, abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan
lainnya oleh adanya kotoran-kotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone
berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Selama proses pelapukan dari limestone,
calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah
kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau
loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral
oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas karbondioksida.
Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas karbondioksida.
Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
Serpin
Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.
Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.
BATU METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari
proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan
tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi
proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta
terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan
asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan
tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas
tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan
temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O)
dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang
pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik.
Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan
tersebut :
1.
Komposisi mineral batuan asal
2.
Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
3.
Pengaruh gaya tektonik
4.
Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan
metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Oliasi,
struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial
(berbeda) pada saat proses metamorfisme.
2. Non
foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
1.
Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma
atau ekstrusi lava.
2.
Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang
sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
3.
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi
akibat pergerakan patahan lempeng.
Berikut adalah contoh dan karakteristik dari betuan
metamorf :
1.
Gneiss (ganes)
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam
Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
dan amphibole.
Asal
: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna
: Abu-abu
Ukuran butir
: Medium – Coarse grained
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
: Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat
metamorfisme : Tinggi
Ciri
khas
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole
dan mika.
Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal
yang kasar, biasanya berlapis-lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang
berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat
yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi bersama-sama dengan
struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku
silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi
dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik.
Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan
mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna
bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada.
2.
Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal
: Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna
: Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir
: Fine – Medium Coarse
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
: Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri
khas
: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet
3.
Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan
panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun
dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna
: Bervariasi
Ukuran butir
: Medium – Coarse Grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah –
Tinggi
Ciri
khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.
Marmer
adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu
kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit.
(dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya.
Marmer yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble).
Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau
bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit terbentuk
oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite,
slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang
berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe
metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang
memanjang sebagai hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada
marmer banyak macamnya antara lain: tremolit, forserite, periclose,
diopside, wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet, yang kesemuanya
ini tergantung pada macam material batuan asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai
dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa
berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada
mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble,
tremolite marble, graphite marble, talcose marble, phlogopite marble.
4.
Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat.
Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang
tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa
mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir
terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal
: Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna
: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas
: Lebih keras dibanding glass
5.
Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk
oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan
pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan
dapat dibelah seperti schistose.
Asal
: Metamorfisme dinamik
Warna
: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas
: Dapat dibelah-belah
6.
Serpinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih
mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi
(serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur
rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan
ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal
: Batuan beku basa
Warna :
Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas : Kilap berminyak dan
lebih keras dibanding kuku jari
7.
Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone
mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat
dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat
tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna
: Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas
: Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
8.
Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan
tingkat lebih tinggi dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin.
Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite tetapi lebih halus dari
gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng
(play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan
tersebut antara lain : chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc,
sedangkan mineral-mineral prismatik adalah actinolite, kyanite, hornblede,
staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari satu macam
mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau
lebih mineral seperti calcite - sericalcite – albite schist. Sekis sering
mengandung mineral-mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky
nor prismatic), tetapi equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar,
yang biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat pula
berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika
beberapa “ teksture asli batuan asal” masih ada, akibat tekanan yang kuat, maka
batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.
8. Filit
8. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas
metamorfik yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi
maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari
mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini
lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik
dalam hal ukuran butir maupun kandungan mineralnya. Mineral-mineral
seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat dalam jumlah yang
besar.
9.
Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen,
mempunyai achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu
biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan sehingga
batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Sabak merupakan salah
satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya. Perlapisan
asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt
seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat
dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar
seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan
ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna yang ditimbulakan
dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada mineral
yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya
mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang
berasal dari batu pasir “ graywacke” disebut “ graywacke slate”.
10. Kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika
strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya.
Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi
kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat mengakibatkan hancurnya
kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras
karena adanya sementasi sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang
terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga
menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam
kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede. Kuarsit dapat
berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas
dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit.
Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi
dari putih, coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna
merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.
Batuan
metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock)
Batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat
perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF
Winkler, 1967 dan 1979). Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan,
batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk
batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut
adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer
yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan
perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami
proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. salah satu
kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu
tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang
disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang
dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan
mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa
batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa
contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan
metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan
tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk
jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta
tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut
magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma
dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan
metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan)
memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang
terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan
mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan batuan biasanya dipakai pada
pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, batuan
juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan
tekstur unik dari batuan alam.
Komentar
Posting Komentar