KAJIAN ILMIAH SITU PENGASINAN

PENGARUH KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DI LINGKUNGAN SITU PENGASINAN
 (STUDI KASUS DI SITU PENGASINGAN SAWANGAN DEPOK)
Laura Era Wardani
Ade Ulan Dari
Andhita Anggraini
Desna Kurniati
Rani Fatimah

ABSTRAK
The background of this research by learning about the importance of economic geography. Through this study, researchers expected the role of the physical elements, especially in areas related to economic geography, industry, tourism and transport. A common problem in this research is on aspects of economic geography at Setu Pengasingan, Sawangan Depok. Subproblems includes research on how to run the economy in the Setu, which facilitates transportation, industry and tourism in the environment are crowded with visitors. What is the role of nature in the surrounding community also became an important study in this research.
The method used was a qualitative research method, direct interviews and the collection of files from the local government. Source of data that researchers use is the source of several books related to the use of geography to economics and some websites that are relevant to research. Based on the study results, geographic factors determine the local economy. For example, in the sale of trees livelihoods, tourism is also trading around Setu.
Keyword : Setu Pengasingan, Geography Economi, Tourism


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Konsep pengembangan geografi ekonomi merupakan upaya pemanfaatan potensi daya tarik  wisata yang dikaitkan dengan usaha, perekonomian setempat dan faktor geografi. Pengembangan konsep  wisata geografi dan ekonomi di Indonesia akan sangat relevan, disamping dapat memanfaatkan sumber  daya alam dan melestarikannya disatu sisi, disisi lain juga akan dapat menambah  keragaman kepariwisataan Indonesia. Wilayah administrasi Depok meskipun merupakan  wilayah perkotaan, namun kegiatan pariwisata di Kota Depok saat ini masih merupakan  salah satu sumber mata pencaharian penduduknya. Bidang pariwisata  ini juga memberikan  sumbangan kepada PDRB Kota Depok.
Letak geografis Kota Depok yang berdampingan dengan Kota Jakarta menjadikan Kota Depok sebagai wilayah permukiman penyangga Kota Jakarta. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan fisik kotanya dalam penyediaan infrastruktur dan  permukiman skala besar. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2005 pembangunan fisik meningkat sebesar 3,59% per tahunnya, sedangkan luasan ruang terbuka hijau termasuk keberadaan situ atau setu menyusut sebesar 6,11% (RPJMD Kota Depok 2006 – 2011, II-16). Kondisi ini menggugah perhatian kelompok peduli lingkungan di Kota Depok, yang sejak tahun 1992 telah menyuarakan kepada pemerintah kota untuk memberikan perhatian terhadap kelangsungan ruang terbuka hijau dan situ agar tetap dapat dipertahankan dan dilestarikan sebagai paru-paru kota.
Situ bagi Kota Depok memiliki arti penting, yaitu sebagai sumber cadangan air baku, pengendali banjir (tidak hanya untuk Kota Depok, tetapi juga untuk Kota Jakarta). Selain itu, beberapa situ telah berkembang sebagai tempat rekreasi masyarakat, dan sumber penghidupan sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar situ. Adanya fakta bahwa jumlah situ di Kota Depok yang semula berjumlah 30 buah situ telah berkurang menjadi 25 buah situ dengan kondisi situ yang rata-rata tercemar limbah rumah tangga dan tidak terpelihara, memperkuat dorongan dari kelompok peduli lingkungan kepada pemerintah Kota Depok untuk segera melakukan penanganan.
Berdasarkan kebijakan pengelolaan situ-situ yang dilakukan bersama antara pemerintah daerah se-Jabodetabek (DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), dan kebijakan provinsi Jawa Barat tentang pengelolaan situ melalui pemanfaaatan sempadan situ yang bernilai lingkungan dan ekonomi bagi masyarakatnya, membuka jalan dan pemikiran untuk dilakukannya upaya-upaya terhadap pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan sempadan situ yang mengarah kepada upaya pelestarian situ serta dapat memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat. Melalui proses dialog yang sangat panjang antara pelaku yang terlibat (pemerintah dan masyarakat), dilaksanakanlah program pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan situ. Menyadari bahwa hampir 80% masyarakat yang bermukim disekitar situ merupakan masyarakat yang berpendapatan menengah kebawah, serta memiliki kegiatan di sektor pertanian, dan telah berkembangnya beberapa situ menjadi tujuan rekreasi atau wisata masyarakat, dalam proses mengelola situ lahirlah pemikiran untuk mengkaitkan upaya pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan sempadan situ, dan pelestarian situ dengan kedua bidang kegiatan yaitu wisata geografi dan ekonomi. Melalui kegiatan geografi ekonomi dan pariwisata dalam mengelolaan situ ini diharapkan akan dapat menumbuhkan peluang usaha dan berusaha masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kehidupannya, serta dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta dalam memahami keindahan alam dan budaya setempat dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan situ dan lingkungannya untuk menunjang keberkelanjutan dan kelestarian situ.
Situ atau rawa adalah bagian dari sistem DAS (daerah aliran sungai) memiliki fungsi penting, baik sebagai tempat penampungan air guna pengendalian banjir, konservasi sumberdaya air (pemasok air tanah), pengembangan ekonomi lokal maupun tempat rekreasi. Terkait dengan penanggulangan banjir, situ memiliki peranan yang penting sebagai daerah parkir air (retarding basins) untuk mengurangi banyaknya air limpasan atau penahan laju air (water retention). Oleh karena itu menjaga kualitas luasan dan kedalaman situ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penanggulangan banjir. Terjadinya penurunan kondisi situ ini tidak terlepas dari permasalahan fisik seperti alih fungsi lahan situ menjadi lahan terbangun dan pendangkalan situ (proses sedimentasi) maupun permasalahan non fisik seperti ketidakjelasan batasan pengelolaan situ antara pemerintah propinsi dan Kota. Mencermati semakin menurunnya kondisi situ, sementara pada sisi lainnya keberadaan situ wajib dilindungi dan dilestarikan fungsinya, maka sudah selayaknya perlu disusun konsep pengelolaan situ sebagai pedoman untuk menjaga kelestarian situ, sehingga fungsi situ tidak semakin berkurang.

B.    Rumusan Masalah
Penelitian ini akan melihat fenomena geografi ekonomi dan pariwisata di Situ Pengasinan. Kajian yang akan dilakukan adalah meliputi kajian terhadap keterlibatan unsur pelaku dan proses interaksi yang terjadi dalam kegiatan, faktor-faktor yang berpotensi mendukung upaya pengembangan geografi ekonomi, dan bagaimana aspek-aspek yang terkait dengan upaya pengembangan geografi ekonomi diakomodasikan dalam pelaksanaan.
Pelaksanaan penelitian ini akan akan dipandu dengan pertanyaan meliputi kegiatan pariwisata yang dikomersilkan yang diminati, kegiatan ekonomi, pelestarian Situ, pemanfaatan Situ dan dampak teritorial Situ. Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat memberikan simpulan yang baik, maka penelitian dan pembahasannya dibatasi pada proses yang terjadi dalam pelaksanaan program pelestarian situ yang mengarah pada pengembangan geografi ekonomi.

C.       Tujuan dan Manfaat Kajian
Tujuan penelitian adalah:
1.      Mengidentifikasi peluang ekonomi dan pariwisata pengembangan geografi ekonomi  melalui penelitian di Setu Pengasinan.
2.      Mengidentifikasi kendala dalam perekonomian sekitar Situ Pengasinan.
Manfaat penelitian adalah:
1.      Manfaat teoritis:
a.       Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama pada upaya pemeliharaan, pengelolaan, pelestarian Situ atau danau dan implikasinya terhadap peluang usaha dan berusaha masyarakat sekitar Situ yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2.      Manfaat praktis:
a.       Diharapkan dapat menjadi rujukan atau bahan masukan dalam perencanaan yang melibatkan multi stakeholders, serta dapat dijadikan sebagai sumber evaluasi dalam proses perencana kegiatan sejenis yang telah dilakukan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Lokasi Kajian
Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Situ Pengasinan khususnya RT 002 dan RW 001, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah, bahwa lokasi Kawasan Situ Pengasinan merupakan percontohan pengelolaan situ melalui partisipasi dan kegiatan masyarakat yang bermukim di sekitar situ dan sedang diupayakan untuk dikembangkan sebagai kawasan geografi dan wisata.

B.      Teknik Pengambilan data
Pengumpulan data dan informasi pada dasarnya adalah untuk mendapatkan fakta-fakta terkait dengan proses dan kegiatan yang berjalan dan dilakukan di kawasan Situ Pengasinan. Data dan informasi dalam penelitian ini dapat digolongkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu yang tertulis (sebagai data sekunder) dan tidak tertulis (sebagai data primer) yang diperoleh melalui observasi lapangan.

C.      Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif melalui pendekatan geografi ekonomi dan pariwisata agar dapat diperoleh informasi yang jelas dan benar dari informan. Kemudian seluruh informasi dan data yang diperoleh dari penelitian lapangan diidentifikasi berdasarkan uraian kronologis, deskriptif, dan dikaitkan dengan berbagai fakta yang sesuai, kemudian dilakukan interpretasinya.





BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Fisik Situ Pengasinan
Situ adalah wadah genangan air diatas permukaan air yang terbentuk secara alami maupun buatan yang sumber airnya berasal dari mata air, air hujan dan limpasan air permukaan. Perbedaan situ alami dan buatan dapat diketahui dari tujuan dan proses pembentukannya. Situ alami terbentuk dari proses alami, sedangkan situ buatan di desain untuk tujuan tertentu akibat adanya aktifitas manusia. Keberadaan situ sangat dibutuhkan dalam lingkup suatu DAS karena berfungsi sebagai tampungan limpasan air permukaan. Limpasan permukaan akan diserapkan ke dalam tanah sehingga selain melingdungi permukaan dari bencana banjir (berfungsi sebagai retention basin) juda akan memperkaya cadangan air.
Situ pengasinan terletak di wilayah kelurahan Pengasinan RT 002 RW 001 kecamatan Sawangan kota Depok merupakan daerah wisata air untuk keluarga di kota depok. Luas wilayah sawangan mencapai 4.671,20 KM2 dengan ketinggian 138 meter diatas permukaan laut dengan topografi relatif datar. Penggunaan lahan terbesar adalah kebun campuran yang merupakan lahan pekarangan di sekitar pemukiman dan kebun yang ditanami buah-buahan seperti belimbing, jambu dan pepaya. Sedangkan lahan yang digunakan untuk sawah relatif sempit. Di sana terdapat perahu bebek, flying fox, taman penghijauan maupun tempat istirahat dengan warung-warung yang ada di tepi situ, daerahnya yang udaranya sejuk dengan latar belakang gunung salak.
Jarak tempuh dari jalan raya berkisar 500 meter, salah satu fungsi utama dari Situ Pengasinan adalah sebagai penampungan atau pengendalian atau serapan air. Situ Pengasinan merupakan danau buatan dengan area kurang lebih 6 hektar, keliling dari Situ Pengasinan itu sendiri seluas 1,8 KM. Seperti pada gambar dibawah ini : http://miesehati.files.wordpress.com/2010/11/peta-lokasi1.jpg?w=750
Kecamatan Sawangan memiliki temperatur 280C-330C, kelembaban udara rata-rata 82 persen, kecepatan angin rata-rata 3,2 kont, jumlah curah hujan 2.684 m/tahun dan jumlah hari hujan sebanyak 221 hari/tahun. Penyinaran matahari rata-rata 48,9 persen.

B.    Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Kependudukan
1.      Kondisi Sosial
Kecamatan Sawangan ini terdiri dari 618 RT (Rukun Tetangga) dan 142 RW (Rukun Warga). Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan sebesar 160.856 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 81.067 jiwa dan penduduk perempuan 79.789 jiwa. Penduduk di Kecamatan Sawangan yang termasuk usia produktif sebanyak 127.843 jiwa yang terdiri dari 66.792 laki-laki dan 61.051 perempuan. Dilihat dari jumlah penduduk usia produktif, dapat diketahui bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kecamatan Sawangan mencukupi, termasuk tenaga kerja di bidang pertanian.
Bedasarkan hasil studi lapangan, peluang pengembangan ekonomi situ sangat terbuka lebar. Animo masyarakat untuk mengunjungi situ cukup tinggi, terutama untuk menikmati keindahan situ, ini perlu di sambut oleh pengelola situ dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar situ dan menyediakan ruang bagi aktivitas ekonomi masyarakat setempat, karena kegiatan ekonomi tersebut dapat menjadi sumber pendapatan bagi pengelola situ (misalnya melalui retribusi pedagang). Namun perlu diperhatikan bahwa animo masyarakat tersebut berbanding terbalik dengan kondisi dan lingkungan situ. Kondisi dan lingkungan situ tidak terawat akan menyebabkan menurunnya animo masyarakat untuk mengunjungi situ. Berdasarkan hasil studi, ada rasa kerelaan masyarakat untuk ikut serta dalam pemeliharaan situ melalui kegiatan kerja bakti, terntunya dalam beberapa kebiatan saja. Ini semua harus di kordinasikan oleh pengelola situ.
Tanggung jawan pengelola situ menjaga kondisi situ dan lingkungan situ menjadi faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan situ dari segi lingkungan, namun ini juga memiliki dampak pada segi sosial berupa meningkatnya kegiatan-kegiatan masyarakat di sekitar situ dan dari segi ekonomi berupa meningkatnya aktifitas perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Ketiga segi ini apabila terjaga dan dikelola dengan baik akan meningkatkan manfaat bagi masyarakat pengunjung, pelaku ekonomi setempat serta bagi pengelola itu sendiri.
Kebanyakan penduduk di sekitar Situ Pengasinan memanfaatkan Situ sebagai sumber pendapatan. Di sana banyak lahan pekerjaan yang di isi oleh penduduk sekitar. Mayoritas penduduk di sekitar Situ Pengasinan membuka warung-warung kecil yang menjual berbagai macam produk makanan yang biasanya di cari oleh pengunjung Situ Pengasinan, sayangnya para pedagang itu belum menjual produk-produk olahan yang khas dari Situ Pengasinan itu sendiri atau makanan khas dari Depok. Selain itu, di sana juga banyak dibuka pemancingan-pemancingan umum yang biasanya ramai oleh para penggemar memancing, selain di jadikan pemancingan mereka juga membuka kolam-kolam ikan yang berisi berbagai macam ikan yang bisa dibeli oleh konsumen dalam skala yang besar maupun kecil. Banyak penduduk lain yang juga menjual tanaman-tanaman hias di sekitar Situ Pengasinan, mereka menjual berbagai macam tanaman yang biasanya menjadi trend dikalangan pecinta tanaman hias.
Luas                                        : 6 Ha
Lembaga Pengelola                 : Pojka pengelola sejak Desember 2000
Pemanfaatan                           : Pemancingan, rekreasi air dan edukasi

Karakteristik Lingkungan Fisik  dan Potensi Bencana           : Secara fisik kawasan Situ Pengasinan cukup  tertata,  fasilitas yang ada antara lain : jogging track, mushola, WC, permainan anak-anak dll .
Kondisi Sosial Budaya :  Pokja berkeinginan untuk menjaga kelestarian situ, situ terletak di tengah-tengah pemukiman padat dengan kondisi sosial dan kulturan yang cukup heterogen
Peluang Ekonomi                    : Banyaknya warung penjaja makanan yang ada di sekeliling Situ pengasinan mendandakan cukup berpeluangnya Situ Pengasinan untuk di kembangkan selain itu juga terdapat banyak pedagang tanaman-tanaman hias yang berjualan di sekitar Situ Pengasinan.
2.      Kondisi Ekonomi
Hampir kebanyakan penduduk yang berada di sekitar Situ Pengasinan memanfaatkan situ tersebut sebagai lahan mata pencharian. Jika kita masuk gerbang utama dari Situ Pengasinan, kita akan melihat beberapa macam mata pencaharian di sekita situ pengasinan, yang di antaranya :
a.       Warung-Warung Kecil
Berdasarkan hasil penelitian kami di Situ Pengasinan, biasanya yang membuka warung-warung tersebut adalah penduduk Pengasinan yang rumah tidak jauh dari situ tersebut. Kebanyakan warung-warung tersebut berada di sekitar halaman rumah penduduk yang kebetulan rumahnya berhadapan langsung dengan situ.
Pendapatan mereka bervariasi tergantung dari pengunjung yang datang ke sana, pendapatan rata-rata mereka sehari adalah Rp.100.000. Jika hari libur pendapatan mereka akan bertambah karena biasanya hari libur banyak pengunjung yang datang. Di sana juga tidak ada pungutan-pungutan liar dari pihak-pihak tertentu. Letak warung juga berpengaruh dengan pendapatan yang mereka terima, ada titik-titik tertentu yang menjadi pusat pengujung, jika warung mereka berada di pusat-pusat pengunjung pendapatan yang mereka terima juga akan lebih banyak dibandingkan warung yang jauh dari pusat-pusat pengunjung.
Selain warung-warung kecil, di setu ini juga banyak pedagang keliling yang berjualan, tapi biasanya pedagang tersebut memang tiap hari berdagang di situ pada jam-jam tertentu, biasanya mereka berdagang di jam-jam banyak datang pengunjung saat siang dan sore hari. Pendapatan mereka juga sama dengan warung-warung yang berada di sekitar situ pengasinan di tentukan di mana lokasi mereka berjualan, tapi pedagang keliling juga menyesuaikan lokasi dagangannya agar mereka bisa mendapatkan pendapatan yang banyak, di mana banyak pengunjung mereka akan berjualan di sana, biasanya pendapatan mereka meningkat saat hari libur seperti Sabtu dan Minggu.
b.      Tanaman hias
Di sekitar situ banyak terdapat pedagang-pedagang tanaman hias, mereka memanfaatkan penunjung situ untuk menjajakan tanaman mereka. Tanaman yang mereka jajakan hampir seragam, hal itu dikarenakkan biasanya pedagang tanaman mengikuti trend dari kalangan pecinta tanaman hias itu sendiri. Sayangnya para pedagang tanaman hias itu tidak mempunyai kerja sama langsung dengan pengelola dari Situ Pengasinan sendiri sehingga mereka hanya mengandalkan dari  pribadi dalam hal promosi jualannya, di Sawangan itu terdapat koprasi tanaman hias yang biasanya mereka mau mengadakan kerja sama dengan pedagang tanaman hias dengan cara misalnya memberikan modal kepada penjual tanaman hias.  Salah satu koprasi tanaman hias yang ada di Sawangan adalah Koprasi Tanaman Hias Maju Bersama di jalan Raya Sawangan Kelurahan Bojongsari. Pedagang tanaman hias yang berada di sekitar situ juga hanya memanfaatkan perkarangan rumah mereka sendiri untuk menempatkan tanaman-tanaman mereka. Saat kita akan memasuki Situ Pengasinan kita akan banyak melihat perkarangan rumah-rumah penduduk yang penuh dengan aneka ragam macam tanaman hias. Omzet yang mereka dapatkan tiap bulan rata-rata mencapai Rp.1000.000 , sayangnya pedagang tanaman hias tersebut baru mampu memasarkan tanaman mereka dalam kota saja, belum mampu untuk sampai ke luar kota karena keterbatasan biaya.
Mereka mengeluhkan lokasi Situ Pengasinan yang berada di tengah-tengah jalan antara Depok dan Bogor menjadikan tanaman hias menjadi sulit untuk dipasarkan karena kurangnya sarana dan transportasi. Berikut ini adalah daftar nama tanaman hias yang di jual pedagang di sekitaran Situ Pengasinan :
No
Jenis Tanaman
Ukuran/Tinggi
Satuan
Harga
1.       
Air mata pengantin (Antigonon Leptopus)
50 cm
Polybag
35.000
2.       
Pucuk Merah
50 cm – 3 m
Pot

3.       
Staberna ( Erctavania Corimbusa)



4.       
Sambang Dara (Excocoria Bocolor)



5.       
Pucuk Ungu (Oleina Syzygium Cristina)




Sejak limat tahun terakhir Sawangan memang dikenal oleh pecinta tanaman hias di nusantara dibandingkan nama Depok itu sendiri. Sawangan itu sendiri menjadi sentra tanaman hias, setidaknya untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sawangan tidak hanya dikenal sebagai pusat penjualan, tetapi juga dikenal sebagai pusat produksi tanaman hias. Dengan kesempatan itulah penduduk disekitar Situ Pengasinan mulai menjual tanaman hias mereka, mereka juga melihat potensi Situ Pengasinan yang ramai pengunjungnya akan melihat tanaman hias mereka dan tertarik sehingga mereka tidak perlu sulit-sulit untuk memasarkan produk tanaman hiasnya.
c.       Pemancingan
Banyak pemancingan-pemancingan yang dibuka oleh masyarakat sekitar Situ untuk para penunjung, selain membuka lahan pemancingan mereka juga meyediakan ikan untuk di beli langsung oleh para konsumen, biasanya pembelian itu untuk konsumsi pribadi. Masyarakat sekitar melihat potensi dari Situ Pengasinan yang ramai pengunjung dan banyak yang menggemari memancing sehingga membuka lahan untuk pemancingan. Pemancingan yang ada di sekitar pengasinan bersifat harian bukan jenis pemancingan galatama. Biasanya para pemancing mengeluarkan uang sekitar Rp.20.000 untuk sekali memancing. Masyarakat yang membuka pemancingan itu juga mendapatkan bantuan dari pemerintah kota Depok berupa bibit ikan ataupun uang yang dijadikan sebagai modal.



d.      Kependudukan
Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Depok sementara adalah 1.736.565 orang yang terdiri ats 879.325 laki-laki damn 857.240 perempuan. Dengan luas wilayah kota Depok sekitar 1994,44 kilometer persegi dan jumlah penduduk yang mendiami sebesar 1.736.565 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Depok adalah sebanyak 8.707 orang per kilomter persegi dan kecamatan Sawangan adalah paling rendah tingkat kepdatan penduduknya yaitu sekitar 4.763 orang per kilomter persegi.
Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan sebesar 160.856 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 81.067 jiwa dan penduduk perempuan 79.789 jiwa. Penduduk di Kecamatan Sawangan yang termasuk usia produktif sebanyak 127.843 jiwa yang terdiri dari 66.792 laki-laki dan 61.051 perempuan.
Sex ratio penduduk Kota Depok adalah sebesar 103, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 3% lebih banyak dibandingkan julah perempuan. Sex Ratio terbesar terdapat di empat kecamatan yaitu Sawangan, Cipayung, Bojongsari dan Limo yakni 104.
Aktivitas penduduk di sekitar Situ Pengasinan kebanyakan adalah menanam tanaman hias, hampir sebagian penduduknya pendapatan ekonominya berasal dari penjualan tanaman hias. Jika kita memasuki Situ Pengasinan kita akan melihat perkarangan rumah penduduknya yang di penuhi berbagai macam tanaman hias. Namun tidak hanya tanaman hias saja yang menjadi pendapatan ekonomi masyarakatnya, ada juga yang bekerja pada sektor lainnya. Ada salah satu rumah di sekitar situ pengasinan yang membuka garmen baju di rumahnya dan memperkerjakan banyak karyawan perempuan.

C.       Kegiatan Ekonomi Masyarakat Sekitar Situ Pengasinan dan Hubungannya dengan Kondisi Geografis Situ Pengasinan
Seperti yang telah dibahas dalam kajian di atas, disebutkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar Situ Pengasinan biasanya merupakan perdagangan, hiburan dan penjualan tanaman hias. Kegiatan ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh faktor geografi sekitar situ dan peluang bisnis yang di lihat penduduk sekitar. Perdagangan makan kecil-kecilan lebih ramai omzetnya di daerah sekitar setunya yang menghadap setu dan dekat dari pintu masuk dan keluar. Hal itu disebabkan karena lokasi-lokasi tersebut merupakan titik dimana biasanya banyak pengunjung. Waung yang menghadap depan situ akan lebih ramai dikarenakan pengunjung ingin menikmati keindahan dari situ itu sendiri. Hiburan bebek-bebekan juga ramai dikunjungi pengunjung karena ada faktor situ (air) dan keamanan situ. Perahu bebek-bebekan itu biasanya dikelola oleh pengurus Situ Pengasinan yang terdiri dari kelompok masyarakat Pengasinan dan bekerja sama dengan dinas kota Depok. Masyarakat juga bisa menanam saham dalam pengadaan perahu bebek-bebekan dan nantinya akan menerima keuntungan dari penanaman saham itu sendiri. Biasanya pada bulan-bulan tertentu dari pihak pengelola mengadakan rapat untuk merundingkan rencana selanjutnya dalam pengelolaan situ kemudian mengajak masyarakat yang ingin menanam saham jika pengelola ingin menambah armadaa oerahu bebek-bebekan tersebut. Di sekitar setu juga ramai jajanan lewat, faktor tempat juga sangat mempengaruhi omzet yang mereka dapatkan. Biasanya para pedagang yang berkeliling di daerah sekitar Pengasinan dan akhirnya mereka berhenti di Situ Pengasinan menjelang siang sampai sore hari karena pada saat itu pengunjung mulai banyak yang datang. Mereka berdagang di lokasi-lokasi yang biasanya banyak pengunjung yang menikmati keindahan Situ Pengasinan.  Tanaman hias jadi kegiatan ekonomi yang juga sangat dipengaruhi oleh keadaan geografi sekitar setu. Karena Depok juga menjadi salah satu sentra tanaman hias. Tanaman hias yang biasanya ditanam adalah mata air pengantin, pucuk merah, staberna, sambang dara dan pucuk ungu yang biasanya tertanam dengan kualitas baik di sekitar setu karena faktor udara dan keadaan tanah yang pas untuk menanam tanaman hias. Daerah Situ Pengasinan juga terkenal sebagai produsen tanaman hias dan dengan adanya Situ sebagai pariwisata maka penjual tanaman hias tersebut tak perlu mempromosikan dagangan mereka karena pengunjung bisa melihat sendiri dan tertarik, jadi Setu juga bisa dijadikan tampat promosi untuk tanaman hias. Di pinggiran Situ terdapat sentra tanaman hias yang di kelola oleh pribadi penduduk pengasinan. Disana sering di adakan pameran-pameran tanaman hias dan mengadakan kegiatan-kegiatan edukasi untuk para pengunjung pada waktu-waktu tertentu. Sentra tanaman hias itu juga di lengkapi dengan saung-saung kecil, kolam ikan dan berbagai macam sarana yang lainnya agar para pengunjung tertarik untuk melihat tanaman hias di sana.
Pemancingan di Situ Pengasinan juga ramai dijadikan pemanfaatan ekonomi yang berhubungan dengan geografi, dikarenakan faktor air yang berkualitas bagus, dengan pH yang pas membuat ikan di sekitar Situ cepat tumbuh dan mudah bertahan hidup. Beberapa daerah atau tempat yang tidak terlalu panas juga membuat pengunjung menyukai memancing di Situ Pengasinan. Biasanya yang memancing di sana merupakan para penggemar memancing, selain pemancingan di sana juga menyediakan untuk membeli langsung ikan yang biasanya untuk konsumsi pribadi. Tidak jauh dari situ juga ada sentra pembibitan ikan yang sudah terkenal kualitasnya. Mereka sering mendapatkan bantuan dari pemerintah kota Depok dalam bentuk bibit ikan maupun uang.
Kehadiran Situ Pengasinan memang berpengaruh besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar memanfaatkan kehadiran situ untuk menggerakan roda perekonomian mereka. Situ Pengasinan di jadikan tempat promosi tanaman hias yang pada akhirnya menjadikan Sawangan dikenal sebagai sentra tanaman hias yang menjadi incaran para penggemar tanaman hias di Indonesia. Warung-warung semi permanen yang dibuat di pinggiran situ juga membantu perekonomian penduduk sekitar dengan memanfaatkan para pengunjung yang datang ke Situ Pengasinan. Sebelum Situ Pengasinan di kelola seperti sekarang ini, penduduk sekitar situ memang sudah dikenal sebagai tempat penjualan ikan dan pembibitan ikan, tapi semenjak Situ Pengasinan di kelola para pedagang ikan juga membuka lahan untuk pemancingan yang biasanya ramai pengunjung pada saat Sabtu dan Minggu.













\



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil penelitian, kami menarik kesimpulan perlu dibangunnya pengelolaan situ yang berkelanjutan, yaitu perlunya kejelasan aspek legal kepemilikan dan wewenang pengelolaan situ. Ini adalah salah satu syarat untuk terwujudnya pengelolaan situ yang berkelanjutan. Para pengelola Situ Pengasinan yang di berikan kepada kelompok kerja (pokja) merupakan ide yang baik karena mampu mengembangkan potensi wisata dengan menggunakan bebek air untuk hiburan para pengunjung.

B.  Saran
Saran kami sebagai penulis adalah agar pemgelolaan Situ Pengasinan lebih di tingkatkan lagi dalam rangka untuk menarik pengunjung datang ke situ, dengan banyaknya pengunjung yang datang ke sana akan meningkatkan perekonomian penduduk sekitar situ .


















Daftar Pustaka

Hanum Chairini.Ekologi Tananaman.UsuPress.Medan:2002




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYUSUNAN INSTRUMEN NON TES

POPULASI DAN SAMPEL

INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI