KAJIAN ILMIAH SITU PENGASINAN
PENGARUH
KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DI LINGKUNGAN SITU PENGASINAN
(STUDI KASUS DI SITU PENGASINGAN SAWANGAN
DEPOK)
Laura
Era Wardani
Ade
Ulan Dari
Andhita
Anggraini
Desna
Kurniati
Rani
Fatimah
ABSTRAK
The
background of this
research by learning
about the importance of economic geography. Through
this study, researchers expected the role of the physical elements,
especially in areas related to economic geography,
industry, tourism and transport. A common
problem in this research is on aspects of
economic geography at Setu Pengasingan, Sawangan
Depok. Subproblems includes research on
how to run the
economy in the Setu, which facilitates
transportation, industry and tourism in the environment are
crowded with visitors. What is the role
of nature in the surrounding
community also became an important study in
this research.
The
method used
was a qualitative research method, direct
interviews and the collection of
files from the
local government. Source of data
that researchers use is the source of several
books related to the
use of geography to economics and some
websites that are relevant to research. Based on
the study results, geographic factors determine
the local economy. For example, in the sale
of trees livelihoods, tourism is also trading around Setu.
Keyword
: Setu Pengasingan, Geography Economi,
Tourism
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konsep
pengembangan geografi ekonomi merupakan upaya pemanfaatan potensi daya tarik
wisata yang dikaitkan dengan usaha, perekonomian setempat dan faktor geografi.
Pengembangan konsep wisata geografi dan ekonomi di Indonesia akan sangat
relevan, disamping dapat memanfaatkan sumber daya alam dan
melestarikannya disatu sisi, disisi lain juga akan dapat menambah
keragaman kepariwisataan Indonesia. Wilayah administrasi Depok meskipun
merupakan wilayah perkotaan, namun kegiatan pariwisata di Kota Depok saat
ini masih merupakan salah satu sumber mata pencaharian penduduknya.
Bidang pariwisata ini juga memberikan
sumbangan kepada PDRB Kota Depok.
Letak
geografis Kota Depok yang berdampingan dengan Kota Jakarta menjadikan Kota
Depok sebagai wilayah permukiman penyangga Kota Jakarta. Keadaan ini
berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan fisik kotanya dalam penyediaan
infrastruktur dan permukiman skala besar. Sejak tahun 2000 hingga tahun
2005 pembangunan fisik meningkat sebesar 3,59% per tahunnya, sedangkan luasan
ruang terbuka hijau termasuk keberadaan situ atau setu menyusut sebesar 6,11%
(RPJMD Kota Depok 2006 – 2011, II-16). Kondisi ini menggugah perhatian kelompok
peduli lingkungan di Kota Depok, yang sejak tahun 1992 telah menyuarakan kepada
pemerintah kota untuk memberikan perhatian terhadap kelangsungan ruang terbuka
hijau dan situ agar tetap dapat dipertahankan dan dilestarikan sebagai
paru-paru kota.
Situ
bagi Kota Depok memiliki arti penting, yaitu sebagai sumber cadangan air baku,
pengendali banjir (tidak hanya untuk Kota Depok, tetapi juga untuk Kota
Jakarta). Selain itu, beberapa situ telah berkembang sebagai tempat rekreasi
masyarakat, dan sumber penghidupan sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar
situ. Adanya fakta bahwa jumlah situ di Kota Depok yang semula berjumlah 30
buah situ telah berkurang menjadi 25 buah situ dengan kondisi situ yang
rata-rata tercemar limbah rumah tangga dan tidak terpelihara, memperkuat
dorongan dari kelompok peduli lingkungan kepada pemerintah Kota Depok untuk
segera melakukan penanganan.
Berdasarkan
kebijakan pengelolaan situ-situ yang dilakukan bersama antara pemerintah daerah
se-Jabodetabek (DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), dan kebijakan
provinsi Jawa Barat tentang pengelolaan situ melalui pemanfaaatan sempadan situ
yang bernilai lingkungan dan ekonomi bagi masyarakatnya, membuka jalan dan
pemikiran untuk dilakukannya upaya-upaya terhadap pemeliharaan, pengelolaan dan
pemanfaatan sempadan situ yang mengarah kepada upaya pelestarian situ serta
dapat memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat. Melalui proses dialog
yang sangat panjang antara pelaku yang terlibat (pemerintah dan masyarakat),
dilaksanakanlah program pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan situ.
Menyadari bahwa hampir 80% masyarakat yang bermukim disekitar situ merupakan
masyarakat yang berpendapatan menengah kebawah, serta memiliki kegiatan di
sektor pertanian, dan telah berkembangnya beberapa situ menjadi tujuan rekreasi
atau wisata masyarakat, dalam proses mengelola situ lahirlah pemikiran untuk
mengkaitkan upaya pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan sempadan situ, dan
pelestarian situ dengan kedua bidang kegiatan yaitu wisata geografi dan
ekonomi. Melalui kegiatan geografi ekonomi dan pariwisata dalam mengelolaan
situ ini diharapkan akan dapat menumbuhkan peluang usaha dan berusaha
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kehidupannya, serta dapat
menumbuhkan rasa bangga dan cinta dalam memahami keindahan alam dan budaya
setempat dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat
terhadap keberadaan situ dan lingkungannya untuk menunjang keberkelanjutan dan
kelestarian situ.
Situ atau rawa adalah bagian dari sistem
DAS (daerah aliran sungai) memiliki fungsi penting, baik sebagai tempat
penampungan air guna pengendalian banjir, konservasi sumberdaya air (pemasok
air tanah), pengembangan ekonomi lokal maupun tempat rekreasi. Terkait dengan
penanggulangan banjir, situ memiliki peranan yang penting sebagai daerah parkir
air (retarding basins) untuk mengurangi banyaknya air limpasan atau penahan
laju air (water retention). Oleh karena itu menjaga kualitas luasan dan
kedalaman situ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
penanggulangan banjir. Terjadinya penurunan kondisi situ ini tidak terlepas
dari permasalahan fisik seperti alih fungsi lahan situ menjadi lahan terbangun
dan pendangkalan situ (proses sedimentasi) maupun permasalahan non fisik
seperti ketidakjelasan batasan pengelolaan situ antara pemerintah propinsi dan
Kota. Mencermati semakin menurunnya kondisi situ, sementara pada sisi lainnya
keberadaan situ wajib dilindungi dan dilestarikan fungsinya, maka sudah
selayaknya perlu disusun konsep pengelolaan situ sebagai pedoman untuk menjaga
kelestarian situ, sehingga fungsi situ tidak semakin berkurang.
B. Rumusan
Masalah
Penelitian
ini akan melihat fenomena geografi ekonomi dan pariwisata di Situ Pengasinan.
Kajian yang akan dilakukan adalah meliputi kajian terhadap keterlibatan unsur
pelaku dan proses interaksi yang terjadi dalam kegiatan, faktor-faktor yang
berpotensi mendukung upaya pengembangan geografi ekonomi, dan bagaimana
aspek-aspek yang terkait dengan upaya pengembangan geografi ekonomi
diakomodasikan dalam pelaksanaan.
Pelaksanaan
penelitian ini akan akan dipandu dengan pertanyaan meliputi kegiatan pariwisata
yang dikomersilkan yang diminati, kegiatan ekonomi, pelestarian Situ,
pemanfaatan Situ dan dampak teritorial Situ. Agar penelitian ini lebih terarah
dan dapat memberikan simpulan yang baik, maka penelitian dan pembahasannya
dibatasi pada proses yang terjadi dalam pelaksanaan program pelestarian situ
yang mengarah pada pengembangan geografi ekonomi.
C. Tujuan
dan Manfaat Kajian
Tujuan penelitian adalah:
1. Mengidentifikasi
peluang ekonomi dan pariwisata pengembangan geografi ekonomi melalui penelitian di Setu Pengasinan.
2. Mengidentifikasi
kendala dalam perekonomian sekitar Situ Pengasinan.
Manfaat
penelitian adalah:
1. Manfaat
teoritis:
a. Diharapkan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama pada upaya pemeliharaan,
pengelolaan, pelestarian Situ atau danau dan implikasinya terhadap peluang
usaha dan berusaha masyarakat sekitar Situ yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
2. Manfaat
praktis:
a. Diharapkan
dapat menjadi rujukan atau bahan masukan dalam perencanaan yang melibatkan
multi stakeholders, serta dapat dijadikan sebagai sumber evaluasi dalam proses
perencana kegiatan sejenis yang telah dilakukan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi
Kajian
Lokasi
penelitian dilakukan di kawasan Situ Pengasinan khususnya RT 002 dan RW 001,
Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Pertimbangan pemilihan
lokasi ini adalah, bahwa lokasi Kawasan Situ Pengasinan merupakan percontohan
pengelolaan situ melalui partisipasi dan kegiatan masyarakat yang bermukim di
sekitar situ dan sedang diupayakan untuk dikembangkan sebagai kawasan geografi
dan wisata.
B. Teknik
Pengambilan data
Pengumpulan
data dan informasi pada dasarnya adalah untuk mendapatkan fakta-fakta terkait
dengan proses dan kegiatan yang berjalan dan dilakukan di kawasan Situ
Pengasinan. Data dan informasi dalam penelitian ini dapat digolongkan dalam 2
(dua) kategori, yaitu yang tertulis (sebagai data sekunder) dan tidak tertulis
(sebagai data primer) yang diperoleh melalui observasi lapangan.
C. Analisis
Data
Analisis data
dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif melalui pendekatan geografi
ekonomi dan pariwisata agar dapat diperoleh informasi yang jelas dan benar dari
informan. Kemudian seluruh informasi dan data yang diperoleh dari penelitian
lapangan diidentifikasi berdasarkan uraian kronologis, deskriptif, dan
dikaitkan dengan berbagai fakta yang sesuai, kemudian dilakukan
interpretasinya.
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Fisik Situ Pengasinan
Situ
adalah wadah genangan air diatas permukaan air yang terbentuk secara alami
maupun buatan yang sumber airnya berasal dari mata air, air hujan dan limpasan
air permukaan. Perbedaan situ alami dan buatan dapat diketahui dari tujuan dan
proses pembentukannya. Situ alami terbentuk dari proses alami, sedangkan situ
buatan di desain untuk tujuan tertentu akibat adanya aktifitas manusia.
Keberadaan situ sangat dibutuhkan dalam lingkup suatu DAS karena berfungsi
sebagai tampungan limpasan air permukaan. Limpasan permukaan akan diserapkan ke
dalam tanah sehingga selain melingdungi permukaan dari bencana banjir
(berfungsi sebagai retention basin) juda akan memperkaya cadangan air.
Situ
pengasinan terletak di wilayah kelurahan Pengasinan RT 002 RW 001 kecamatan
Sawangan kota Depok merupakan daerah wisata air untuk keluarga di kota depok.
Luas wilayah sawangan mencapai 4.671,20 KM2 dengan ketinggian 138 meter diatas
permukaan laut dengan topografi relatif datar. Penggunaan lahan terbesar adalah
kebun campuran yang merupakan lahan pekarangan di sekitar pemukiman dan kebun
yang ditanami buah-buahan seperti belimbing, jambu dan pepaya. Sedangkan lahan
yang digunakan untuk sawah relatif sempit. Di sana terdapat perahu bebek,
flying fox, taman penghijauan maupun tempat istirahat dengan warung-warung yang
ada di tepi situ, daerahnya yang udaranya sejuk dengan latar belakang
gunung salak.
Jarak tempuh
dari jalan raya berkisar 500 meter, salah satu fungsi utama dari Situ Pengasinan
adalah sebagai penampungan atau pengendalian atau serapan air. Situ Pengasinan
merupakan danau buatan dengan area kurang lebih 6 hektar, keliling dari Situ
Pengasinan itu sendiri seluas 1,8 KM. Seperti pada gambar dibawah ini :
Kecamatan Sawangan
memiliki temperatur 280C-330C, kelembaban udara rata-rata 82 persen, kecepatan
angin rata-rata 3,2 kont, jumlah curah hujan 2.684 m/tahun dan jumlah hari
hujan sebanyak 221 hari/tahun. Penyinaran matahari rata-rata 48,9 persen.
B. Kondisi
Sosial, Ekonomi, dan Kependudukan
1. Kondisi
Sosial
Kecamatan
Sawangan ini terdiri dari 618 RT (Rukun Tetangga) dan 142 RW (Rukun Warga).
Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan sebesar 160.856 jiwa dengan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 81.067 jiwa dan penduduk perempuan 79.789 jiwa. Penduduk di
Kecamatan Sawangan yang termasuk usia produktif sebanyak 127.843 jiwa yang
terdiri dari 66.792 laki-laki dan 61.051 perempuan. Dilihat dari jumlah
penduduk usia produktif, dapat diketahui bahwa ketersediaan tenaga kerja di
Kecamatan Sawangan mencukupi, termasuk tenaga kerja di bidang pertanian.
Bedasarkan
hasil studi lapangan, peluang pengembangan ekonomi situ sangat terbuka lebar.
Animo masyarakat untuk mengunjungi situ cukup tinggi, terutama untuk menikmati
keindahan situ, ini perlu di sambut oleh pengelola situ dengan meningkatkan
fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar situ dan menyediakan ruang bagi
aktivitas ekonomi masyarakat setempat, karena kegiatan ekonomi tersebut dapat
menjadi sumber pendapatan bagi pengelola situ (misalnya melalui retribusi
pedagang). Namun perlu diperhatikan bahwa animo masyarakat tersebut berbanding
terbalik dengan kondisi dan lingkungan situ. Kondisi dan lingkungan situ tidak
terawat akan menyebabkan menurunnya animo masyarakat untuk mengunjungi situ.
Berdasarkan hasil studi, ada rasa kerelaan masyarakat untuk ikut serta dalam
pemeliharaan situ melalui kegiatan kerja bakti, terntunya dalam beberapa
kebiatan saja. Ini semua harus di kordinasikan oleh pengelola situ.
Tanggung
jawan pengelola situ menjaga kondisi situ dan lingkungan situ menjadi faktor
yang menentukan keberhasilan pengembangan situ dari segi lingkungan, namun ini
juga memiliki dampak pada segi sosial berupa meningkatnya kegiatan-kegiatan
masyarakat di sekitar situ dan dari segi ekonomi berupa meningkatnya aktifitas
perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Ketiga segi ini apabila
terjaga dan dikelola dengan baik akan meningkatkan manfaat bagi masyarakat
pengunjung, pelaku ekonomi setempat serta bagi pengelola itu sendiri.
Kebanyakan penduduk di sekitar Situ
Pengasinan memanfaatkan Situ sebagai sumber pendapatan. Di sana banyak lahan
pekerjaan yang di isi oleh penduduk sekitar. Mayoritas penduduk di sekitar Situ
Pengasinan membuka warung-warung kecil yang menjual berbagai macam produk
makanan yang biasanya di cari oleh pengunjung Situ Pengasinan, sayangnya para
pedagang itu belum menjual produk-produk olahan yang khas dari Situ Pengasinan
itu sendiri atau makanan khas dari Depok. Selain itu, di sana juga banyak
dibuka pemancingan-pemancingan umum yang biasanya ramai oleh para penggemar
memancing, selain di jadikan pemancingan mereka juga membuka kolam-kolam ikan
yang berisi berbagai macam ikan yang bisa dibeli oleh konsumen dalam skala yang
besar maupun kecil. Banyak penduduk lain yang juga menjual tanaman-tanaman hias
di sekitar Situ Pengasinan, mereka menjual berbagai macam tanaman yang biasanya
menjadi trend dikalangan pecinta tanaman hias.
Luas : 6 Ha
Lembaga
Pengelola : Pojka
pengelola sejak Desember 2000
Pemanfaatan
: Pemancingan,
rekreasi air dan edukasi
Karakteristik
Lingkungan Fisik dan Potensi Bencana : Secara fisik kawasan Situ Pengasinan
cukup tertata, fasilitas yang ada antara lain : jogging
track, mushola, WC, permainan anak-anak dll .
Kondisi
Sosial Budaya : Pokja berkeinginan untuk
menjaga kelestarian situ, situ terletak di tengah-tengah pemukiman padat dengan
kondisi sosial dan kulturan yang cukup heterogen
Peluang
Ekonomi : Banyaknya
warung penjaja makanan yang ada di sekeliling Situ pengasinan mendandakan cukup
berpeluangnya Situ Pengasinan untuk di kembangkan selain itu juga terdapat
banyak pedagang tanaman-tanaman hias yang berjualan di sekitar Situ Pengasinan.
2. Kondisi
Ekonomi
Hampir
kebanyakan penduduk yang berada di sekitar Situ Pengasinan memanfaatkan situ
tersebut sebagai lahan mata pencharian. Jika kita masuk gerbang utama dari Situ
Pengasinan, kita akan melihat beberapa macam mata pencaharian di sekita situ
pengasinan, yang di antaranya :
a. Warung-Warung
Kecil
Berdasarkan
hasil penelitian kami di Situ Pengasinan, biasanya yang membuka warung-warung
tersebut adalah penduduk Pengasinan yang rumah tidak jauh dari situ tersebut.
Kebanyakan warung-warung tersebut berada di sekitar halaman rumah penduduk yang
kebetulan rumahnya berhadapan langsung dengan situ.
Pendapatan
mereka bervariasi tergantung dari pengunjung yang datang ke sana, pendapatan
rata-rata mereka sehari adalah Rp.100.000. Jika hari libur pendapatan mereka
akan bertambah karena biasanya hari libur banyak pengunjung yang datang. Di
sana juga tidak ada pungutan-pungutan liar dari pihak-pihak tertentu. Letak
warung juga berpengaruh dengan pendapatan yang mereka terima, ada titik-titik
tertentu yang menjadi pusat pengujung, jika warung mereka berada di pusat-pusat
pengunjung pendapatan yang mereka terima juga akan lebih banyak dibandingkan
warung yang jauh dari pusat-pusat pengunjung.
Selain
warung-warung kecil, di setu ini juga banyak pedagang keliling yang berjualan,
tapi biasanya pedagang tersebut memang tiap hari berdagang di situ pada jam-jam
tertentu, biasanya mereka berdagang di jam-jam banyak datang pengunjung saat
siang dan sore hari. Pendapatan mereka juga sama dengan warung-warung yang
berada di sekitar situ pengasinan di tentukan di mana lokasi mereka berjualan, tapi
pedagang keliling juga menyesuaikan lokasi dagangannya agar mereka bisa
mendapatkan pendapatan yang banyak, di mana banyak pengunjung mereka akan
berjualan di sana, biasanya pendapatan mereka meningkat saat hari libur seperti
Sabtu dan Minggu.
b. Tanaman
hias
Di
sekitar situ banyak terdapat pedagang-pedagang tanaman hias, mereka
memanfaatkan penunjung situ untuk menjajakan tanaman mereka. Tanaman yang
mereka jajakan hampir seragam, hal itu dikarenakkan biasanya pedagang tanaman
mengikuti trend dari kalangan pecinta tanaman hias itu sendiri. Sayangnya para
pedagang tanaman hias itu tidak mempunyai kerja sama langsung dengan pengelola
dari Situ Pengasinan sendiri sehingga mereka hanya mengandalkan dari pribadi dalam hal promosi jualannya, di
Sawangan itu terdapat koprasi tanaman hias yang biasanya mereka mau mengadakan
kerja sama dengan pedagang tanaman hias dengan cara misalnya memberikan modal
kepada penjual tanaman hias. Salah satu
koprasi tanaman hias yang ada di Sawangan adalah Koprasi Tanaman Hias Maju Bersama
di jalan Raya Sawangan Kelurahan Bojongsari. Pedagang tanaman hias yang berada
di sekitar situ juga hanya memanfaatkan perkarangan rumah mereka sendiri untuk
menempatkan tanaman-tanaman mereka. Saat kita akan memasuki Situ Pengasinan
kita akan banyak melihat perkarangan rumah-rumah penduduk yang penuh dengan
aneka ragam macam tanaman hias. Omzet yang mereka dapatkan tiap bulan rata-rata
mencapai Rp.1000.000 , sayangnya pedagang tanaman hias tersebut baru mampu
memasarkan tanaman mereka dalam kota saja, belum mampu untuk sampai ke luar
kota karena keterbatasan biaya.
Mereka
mengeluhkan lokasi Situ Pengasinan yang berada di tengah-tengah jalan antara
Depok dan Bogor menjadikan tanaman hias menjadi sulit untuk dipasarkan karena
kurangnya sarana dan transportasi. Berikut ini adalah daftar nama tanaman hias
yang di jual pedagang di sekitaran Situ Pengasinan :
No
|
Jenis Tanaman
|
Ukuran/Tinggi
|
Satuan
|
Harga
|
1.
|
Air mata pengantin (Antigonon
Leptopus)
|
50 cm
|
Polybag
|
35.000
|
2.
|
Pucuk Merah
|
50 cm – 3 m
|
Pot
|
|
3.
|
Staberna ( Erctavania Corimbusa)
|
|
|
|
4.
|
Sambang Dara (Excocoria Bocolor)
|
|
|
|
5.
|
Pucuk Ungu (Oleina Syzygium
Cristina)
|
|
|
|
Sejak limat tahun terakhir Sawangan
memang dikenal oleh pecinta tanaman hias di nusantara dibandingkan nama Depok
itu sendiri. Sawangan itu sendiri menjadi sentra tanaman hias, setidaknya untuk
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sawangan tidak hanya
dikenal sebagai pusat penjualan, tetapi juga dikenal sebagai pusat produksi
tanaman hias. Dengan kesempatan itulah penduduk disekitar Situ Pengasinan mulai
menjual tanaman hias mereka, mereka juga melihat potensi Situ Pengasinan yang
ramai pengunjungnya akan melihat tanaman hias mereka dan tertarik sehingga
mereka tidak perlu sulit-sulit untuk memasarkan produk tanaman hiasnya.
c. Pemancingan
Banyak
pemancingan-pemancingan yang dibuka oleh masyarakat sekitar Situ untuk para
penunjung, selain membuka lahan pemancingan mereka juga meyediakan ikan untuk
di beli langsung oleh para konsumen, biasanya pembelian itu untuk konsumsi
pribadi. Masyarakat sekitar melihat potensi dari Situ Pengasinan yang ramai
pengunjung dan banyak yang menggemari memancing sehingga membuka lahan untuk
pemancingan. Pemancingan yang ada di sekitar pengasinan bersifat harian bukan
jenis pemancingan galatama. Biasanya para pemancing mengeluarkan uang sekitar
Rp.20.000 untuk sekali memancing. Masyarakat yang membuka pemancingan itu juga
mendapatkan bantuan dari pemerintah kota Depok berupa bibit ikan ataupun uang
yang dijadikan sebagai modal.
d. Kependudukan
Berdasarkan
hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Depok sementara
adalah 1.736.565 orang yang terdiri ats 879.325 laki-laki damn 857.240
perempuan. Dengan luas wilayah kota Depok sekitar 1994,44 kilometer persegi dan
jumlah penduduk yang mendiami sebesar 1.736.565 orang, maka rata-rata tingkat
kepadatan penduduk Kota Depok adalah sebanyak 8.707 orang per kilomter persegi
dan kecamatan Sawangan adalah paling rendah tingkat kepdatan penduduknya yaitu
sekitar 4.763 orang per kilomter persegi.
Jumlah
penduduk Kecamatan Sawangan sebesar 160.856 jiwa dengan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 81.067 jiwa dan penduduk perempuan 79.789 jiwa. Penduduk di
Kecamatan Sawangan yang termasuk usia produktif sebanyak 127.843 jiwa yang
terdiri dari 66.792 laki-laki dan 61.051 perempuan.
Sex ratio
penduduk Kota Depok adalah sebesar 103, yang artinya jumlah penduduk laki-laki
3% lebih banyak dibandingkan julah perempuan. Sex Ratio terbesar terdapat di
empat kecamatan yaitu Sawangan, Cipayung, Bojongsari dan Limo yakni 104.
Aktivitas
penduduk di sekitar Situ Pengasinan kebanyakan adalah menanam tanaman hias,
hampir sebagian penduduknya pendapatan ekonominya berasal dari penjualan
tanaman hias. Jika kita memasuki Situ Pengasinan kita akan melihat perkarangan
rumah penduduknya yang di penuhi berbagai macam tanaman hias. Namun tidak hanya
tanaman hias saja yang menjadi pendapatan ekonomi masyarakatnya, ada juga yang
bekerja pada sektor lainnya. Ada salah satu rumah di sekitar situ pengasinan
yang membuka garmen baju di rumahnya dan memperkerjakan banyak karyawan
perempuan.
C. Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Sekitar Situ Pengasinan dan Hubungannya dengan Kondisi
Geografis Situ Pengasinan
Seperti
yang telah dibahas dalam kajian di atas, disebutkan kegiatan ekonomi masyarakat
sekitar Situ Pengasinan biasanya merupakan perdagangan, hiburan dan penjualan
tanaman hias. Kegiatan ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh faktor geografi
sekitar situ dan peluang bisnis yang di lihat penduduk sekitar. Perdagangan
makan kecil-kecilan lebih ramai omzetnya di daerah sekitar setunya yang
menghadap setu dan dekat dari pintu masuk dan keluar. Hal itu disebabkan karena
lokasi-lokasi tersebut merupakan titik dimana biasanya banyak pengunjung. Waung
yang menghadap depan situ akan lebih ramai dikarenakan pengunjung ingin
menikmati keindahan dari situ itu sendiri. Hiburan bebek-bebekan juga ramai
dikunjungi pengunjung karena ada faktor situ (air) dan keamanan situ. Perahu
bebek-bebekan itu biasanya dikelola oleh pengurus Situ Pengasinan yang terdiri
dari kelompok masyarakat Pengasinan dan bekerja sama dengan dinas kota Depok.
Masyarakat juga bisa menanam saham dalam pengadaan perahu bebek-bebekan dan
nantinya akan menerima keuntungan dari penanaman saham itu sendiri. Biasanya
pada bulan-bulan tertentu dari pihak pengelola mengadakan rapat untuk
merundingkan rencana selanjutnya dalam pengelolaan situ kemudian mengajak
masyarakat yang ingin menanam saham jika pengelola ingin menambah armadaa
oerahu bebek-bebekan tersebut. Di sekitar setu juga ramai jajanan lewat, faktor
tempat juga sangat mempengaruhi omzet yang mereka dapatkan. Biasanya para
pedagang yang berkeliling di daerah sekitar Pengasinan dan akhirnya mereka
berhenti di Situ Pengasinan menjelang siang sampai sore hari karena pada saat
itu pengunjung mulai banyak yang datang. Mereka berdagang di lokasi-lokasi yang
biasanya banyak pengunjung yang menikmati keindahan Situ Pengasinan. Tanaman hias jadi kegiatan ekonomi yang juga
sangat dipengaruhi oleh keadaan geografi sekitar setu. Karena Depok juga
menjadi salah satu sentra tanaman hias. Tanaman hias yang biasanya ditanam
adalah mata air pengantin, pucuk merah, staberna, sambang dara dan pucuk ungu
yang biasanya tertanam dengan kualitas baik di sekitar setu karena faktor udara
dan keadaan tanah yang pas untuk menanam tanaman hias. Daerah Situ Pengasinan
juga terkenal sebagai produsen tanaman hias dan dengan adanya Situ sebagai
pariwisata maka penjual tanaman hias tersebut tak perlu mempromosikan dagangan
mereka karena pengunjung bisa melihat sendiri dan tertarik, jadi Setu juga bisa
dijadikan tampat promosi untuk tanaman hias. Di pinggiran Situ terdapat sentra
tanaman hias yang di kelola oleh pribadi penduduk pengasinan. Disana sering di
adakan pameran-pameran tanaman hias dan mengadakan kegiatan-kegiatan edukasi
untuk para pengunjung pada waktu-waktu tertentu. Sentra tanaman hias itu juga
di lengkapi dengan saung-saung kecil, kolam ikan dan berbagai macam sarana yang
lainnya agar para pengunjung tertarik untuk melihat tanaman hias di sana.
Pemancingan
di Situ Pengasinan juga ramai dijadikan pemanfaatan ekonomi yang berhubungan
dengan geografi, dikarenakan faktor air yang berkualitas bagus, dengan pH yang
pas membuat ikan di sekitar Situ cepat tumbuh dan mudah bertahan hidup.
Beberapa daerah atau tempat yang tidak terlalu panas juga membuat pengunjung
menyukai memancing di Situ Pengasinan. Biasanya yang memancing di sana
merupakan para penggemar memancing, selain pemancingan di sana juga menyediakan
untuk membeli langsung ikan yang biasanya untuk konsumsi pribadi. Tidak jauh
dari situ juga ada sentra pembibitan ikan yang sudah terkenal kualitasnya.
Mereka sering mendapatkan bantuan dari pemerintah kota Depok dalam bentuk bibit
ikan maupun uang.
Kehadiran
Situ Pengasinan memang berpengaruh besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat
sekitar. Masyarakat sekitar memanfaatkan kehadiran situ untuk menggerakan roda
perekonomian mereka. Situ Pengasinan di jadikan tempat promosi tanaman hias
yang pada akhirnya menjadikan Sawangan dikenal sebagai sentra tanaman hias yang
menjadi incaran para penggemar tanaman hias di Indonesia. Warung-warung semi
permanen yang dibuat di pinggiran situ juga membantu perekonomian penduduk
sekitar dengan memanfaatkan para pengunjung yang datang ke Situ Pengasinan.
Sebelum Situ Pengasinan di kelola seperti sekarang ini, penduduk sekitar situ
memang sudah dikenal sebagai tempat penjualan ikan dan pembibitan ikan, tapi
semenjak Situ Pengasinan di kelola para pedagang ikan juga membuka lahan untuk
pemancingan yang biasanya ramai pengunjung pada saat Sabtu dan Minggu.
\
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil penelitian, kami menarik kesimpulan perlu dibangunnya pengelolaan situ
yang berkelanjutan, yaitu perlunya kejelasan aspek legal kepemilikan dan
wewenang pengelolaan situ. Ini adalah salah satu syarat untuk terwujudnya
pengelolaan situ yang berkelanjutan. Para pengelola Situ Pengasinan yang di
berikan kepada kelompok kerja (pokja) merupakan ide yang baik karena mampu
mengembangkan potensi wisata dengan menggunakan bebek air untuk hiburan para
pengunjung.
B. Saran
Saran
kami sebagai penulis adalah agar pemgelolaan Situ Pengasinan lebih di
tingkatkan lagi dalam rangka untuk menarik pengunjung datang ke situ, dengan
banyaknya pengunjung yang datang ke sana akan meningkatkan perekonomian
penduduk sekitar situ .
Daftar
Pustaka
Hanum
Chairini.Ekologi Tananaman.UsuPress.Medan:2002
Komentar
Posting Komentar